Sepenggal kisah dari acara Hijrah Hapus Tato eps 2 Laznas Dewan Dakwah DIY.
Kebanyakan orang yang membuat tato di tubuh mereka dimasa muda, tidak memikirkan dampak dari ditatonya tubuh mereka, hingga akhirnya mereka menyesali dan ingin menghapusnya. Banyak yang beralasan menghapus tato karena ingin “berhijrah”, menjadi pribadi yang lebih baik secara spiritual.
Metafora hijrah sebagai pertaubatan atau perbaikan diri ini sebenarnya memiliki pijakan kuat dalam Al Qur’an dan Hadits. Sebagai pendekatan dakwah, metafora hijrah juga telah membangkitkan kegairahan Islami yang mewarnai jalan dakwah itu sendiri.
Dalam konteks penghapusan tato, dimaknai sebagai hijrah yang mengacu kepada makna hijrah sebagai perintah untuk meninggalkan perbuatan keji termasuk keburukan dan kemaksiatan. (QS al-Muddatstsir : 5).
Mereka berniat hapus tato karena mereka ingin “berhijrah”, seakan menghapus dosa, kesalahan, ketidakpahaman ataupun ketidaktahuan dimasa lalu.
Hal inilah yang terjadi pada Heryananto, salah satu peserta hapus tato pada event Hijrah Hapus Tato Edisi 2, hasil kolaborasi antara Sosdak Mulia, Laznas Dewan Dakwah DIY dan Laznas Dewan Dakwah Jawa Tengah. Sabtu-Minggu ( 29-30 Mei )
Kisah hijrahnya layak menjadi insprirasi bagi orang lain. Mentato tubuhnya sejak kisaran tahun 2001 – 2003 karena sekedar ikut ikutan teman, menjadi pecandu narkoba karena pergaulan hingga pernah mencicipi bagaimana rasanya tinggal di lapas narkoba pada tahun 2013 dan tahun 2014.
Tidak mudah jalan yang dilaluinya dalam proses hijrahnya. Mengaku pernah berkeinginan untuk kembali kepada narkoba, nyatanya hidayah Allah menghampiri dan menuntunnya kembali kepada jalan kebaikan dan meninggalkan segala keburukan masa lalunya.
Begitu banyak berkah yang diperolehnya setelah berhijrah. Selain mendapat ketenangan dalam hidup, dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT, Heryananto juga bersyukur mendapatkan pendamping hidup sholihah yang setia mendampinginya hingga saat ini.
Sekeluarnya dari Lapas, Heryananto bersama teman-teman sesama mantan WBP ( Warga Binaan Pemasyarakatan ) mendirikan sebuah komunitas Hijrah yang diberi nama Majelis Istiqomah Hijrah Yogyakarta pada tahun 2018, yang mana sampai saat ini Heryananto menjadi ketuanya.
Komunitas tersebut beranggotakan 90% mantan WBP lapas narkoba dan 10% dari lapas ataupun rutan lainnya. Karena ingin lebih baik lagi setelah berhijrah mengenal Allah, Heryananto berniat menghapus tato di tubuhnya. Ini adalah yang kedua kalinya Herya mengikuti Program Hijrah Hapus Tato. Bak gayung bersambut, Laznas Dewan Dakwah DIY beserta Sosdak Mulia memfasilitasi masyarakat dan sahabat hijrah untuk menghapus tato di tubuhnya dengan metode laser yang relatif lebih aman dibandingkan alat penghapus tato lainnya, dengan biaya murah hanya membayar infaq yang telah disepakati sebelumnya.
Acara seperti ini rencananya akan di adakan setiap bulan sekali. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Toni Hermanto selaku ketua Program Hijrah Hapus Tato Laznas Dewan Dakwah DIY.
Menutup obrolannya melalui aplikasi whatsApp, pria yang sering dipanggil Ustadz Herya oleh teman-temannya ini menyampaikan harapannya semoga kedepannya Laznas Dewan Dakwah semakin maju dalam membersamai umat dan selalu istiqomah menebar manfaat dalam kebaikan.
Semoga bermanfaat.