BAHAYA PERILAKU MAKSIAT

Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah Bantul
Edisi 004/Tahun III/2023

Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?

🟢 Group WhatsApp 3️⃣ : https://chat.whatsapp.com/LLH6iduekXrCVt4tsszX7I

🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul

BAHAYA PERILAKU MAKSIAT
Oleh: Ust. Salim Himamuddin

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ ِللهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ خَيْرِ الْاَنَامِ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ،
فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَاَيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿٢١﴾

Ma’asyiral muslimin rahimakmullah,
Allah SWT memerintahkan bertakwa kepada kita karena sesungguhnya manfaatnya kembali untuk kebaikan diri manusia itu sendiri, yaitu agar mendapat kebahagiaan dan keberuntungan hidup dunia akhirat

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً ﴿٣﴾
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Qs. Ath Thallaq: 2-3)

Ayat-ayat tersebut cukup jelas bagaimana hikmah dan manfaatnya perilaku bertakwa, dan setiap muslim semestinya memahami dengan baik. Ketakwaan itu ditempuh melalui berbagai amalan yang dianjurkan dalam syariat agama.

Ma’asyiral muslimin rahimakmullah,
Kita sebagai orang beriman harus berupaya menjauhkan diri dari perilaku dosa atau maksiat, sebab hal itu akan banyak membahayakan diri kita sendiri baik urusan dunia ataupun akhirat.

Akibat maksiat Pertama adalah: Terhalangi dari ilmu
Bagi umat Islam, ilmu adalah cahaya. Dan kemaksiatan adalah kegelapan. Maka, jika seseorang melakukan kemaksiatan, itu artinya ia sedang menciptakan kegelapan dalam ruang hatinya. Ia akan terhalangi dari cahaya. Ia akan terhalangi dari ilmu.

Ketika imam asy-Syafi’i berguru kepada imam Malik dengan membacakan hadits di hadapannya, Imam Malik dibuat kagum dengan tingginya kecerdasan dan kesempurnaan pemahamannya. Sehingga beliau berkata,

إِنِّي أَرَى اللَّهَ قَدْ أَلْقَى عَلَى قَلْبِكَ نُوْراً، فَلَا تُطْفِئُهُ بِظُلْمَةِ الْمَعْصِيَّةِ
“Aku melihat bahwa Allah telah memberikan cahaya di dalam hatimu. Janganlah engkau memadamkan cahaya tersebut dengan kegelapan maksiat.”

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Kedua: Terhalangi dari rezeki
Bila ketakwaan akan mendatangkan rezeki maka sebaliknya, berperilaku maksiat berarti menghalangi turunnya rezeki dalam berbagai bentuknya, ilmu, kesehatan, harta, teman yang baik dan lain sebagainya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ
“Sesungguhnya seseorang terhalangi rezeki dikarenakan dosa yang dilakukannya.” (HR. Ibnu Majah, Hadits Hasan)

Ma’asyiral muslimin rahimakmullah,
Ketiga: Rasa Cemas, Stres dan Urusan menjadi sulit

Dampak dari perbuatan dosa dan maksiat, rasa cemas, resah, gundah dan gelisah alias stres. Dampak ini menurut ‘Aidh Al-Qarni merupakan dampak yang paling menonjol. Allah SWT. berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”. (Qs. Thaha: 124).

Allah ‘azza wajalla berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalāq: 4)

Ma’asyiral muslimin rahimakmullah,
Keempat: Hati dan badan menjadi lemah
Pengaruh maksiat juga berdampak pada lemahnya hati dan badan.

Hati yang sehat dan kuat adalah hati yang dipenuhi oleh cahaya sebagai buah dari ketaatan. Semakin banyak amal ketaatan, semakin banyak pula cahaya yang masuk ke dalam hati, maka hati juga menjadi semakin kuat dan sehat.

Sedangkan hati yang sakit dan lemah adalah hati yang dipenuhi dengan kegelapan sebagai buah dari kemaksiatan. Semakin banyak melakukan dosa dan kemaksiatan, semakin banyak pula kegelapan yang meliputi hati, maka hati juga menjadi semakin lemah dan sakit.

Orang jahat dan banyak dosa meski memiliki tubuh yang kekar, ia tetap saja disebut sebagai orang yang lemah. Orang yang suka bermaksiat umumnya sering merasa berat (malas) untuk taat karena hal itu bagian dari sifat munafik

Allah ‘azza wajalla berfirman,
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ
“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.” (QS. An-Nisa’: 142)

Hal ini menjadi peringatan sekaligus sebagai indikator (pertanda) bagi kita semua, bahwa ketika kita malas menunaikan perintah Allah, hal itu pasti ada kemaksiatan yang telah kita lakukan !

Ma’asyiral muslimin rahimakmullah,
Dampak buruk perbuatan maksiat tidak hanya menimpa manusia di dunia saja; tetapi di akhirat ia akan dimasukkan ke neraka selama ia tidak bertaubat kepada Allah swt. Dalam surat al-Jin: 23 Allah ‘azza wajalla berfirman:

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ﴿٢3﴾
“Barang siapa bermaksiat kepada Allah dan rasul-Nya maka sesungguhnya ia akan mendapat (adzab) neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya” (al-Jin: 23).

Jika maksiat merajalela dan adzab Allah telah turun maka tidak ada seorangpun yang akan bisa menahannya. Kita sebagai seorang muslim berkewajiban untuk menjaga diri, keluarga dan masyarakat sekitar untuk meninggalkan maksiat semaksimal mungkin.

Demikian khutbah siang ini semoga kita terjaga dari berbagai perilaku maksiat, sehingga berbagai keberkahan hidup senantiasa membersamai kita.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ ِللهِ وَكَفٰى، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِه وَ سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*