Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 035/Tahun II/2022
Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?
🟢 Group WhatsApp 4️⃣ : https://chat.whatsapp.com/HuyMTmy9wVn2vdG1HRQMSw
🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul
💻 Naskah lengkap dari awal : https://drive.google.com/drive/folders/11ZcffhlMqe-KdNXEshz1UUOhQ4Ik132l?usp=sharing
OPTIMISLAH,
JANGAN KAU GADAIKAN IMANMU
Oleh: Ust. Slamet Abdurrahman
Khutbah Pertama
أَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيماً
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الملِكُ اْلحَقُّ اْلُمبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اْلَمبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ،
قَالَ اللهُ تَعَالَى الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberi kita berbagai macam kenikmatan, hingga saat ini kita masih diberikan kesehatan dan umur panjang; dan bisa menghadiri ibadah shalat Jumat di masjid yang mulia ini. Semoga dengan kesyukuran tersebut, Allah berkenan semakin menambah karunia-Nya kepada kita semua. Amiin
Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad Saw beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya yang setia menjalani sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman. Selanjutnya, perkenankan selaku khatib saya mengajak kepada seluruh hadirin untuk senantiasa meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah, dengan melaksanakan perintah serta menjauhkan diri dari segala yang dilarang-Nya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kita bangsa Indonesia baru saja merayakan hari kemerdekaan ke-77, selepas masa pandemi Covid-19 dengan sebuah tag-line “pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat” yang menggambarkan adanya optimisme atau kepercaayaan diri untuk bersiap menghadapi berbagai tantangan masa depan.
Sungguh, keadaan negara-negara di dunia saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat, bahkan sedang dibayang-bayangi inflasi dan munculnya krisis ekonomi. Hal ini ditandai dengan naiknya biaya hidup dan harga-harga kebutuhan pokok. Penyebabnya sangat kompleks, dari apa yang terjadi di dalam negeri sendiri ataupun pengaruh dunia global.
Kita umat yang beriman, dalam menghadapi berbagai perubahan dan gejolak kehidupan harus selalu menempatkan nilai keimanan sebagai penuntun utama. Sebab agama memiliki nilai kebenaran mutlak, sementara pandangan manusia dengan kepandaiannya – apa pun latar belakangnya; maka semua itu bersifat relatif, terbatas. Kondisi ini dapat menimpa siapa saja, dan kita semua diperintahkan untuk selalu waspada dan bersiap diri menghadapinya:
وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿٢٥﴾
“Dan peliharalah dirimu dari fitnah (ujian) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Qs Al anfal: 25)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Ketika kesulitan hidup kita jumpai, sering yang terpikirkan hanyalah faktor luar yang menjadi penyebabnya. Misalnya, karena perbuatan orang lain, kebijakan pemerintah atau sikap negara maju tertentu, ada pula karena dampak kemajuan dunia global.Selanjutnya, apa pun beban kehidupan yang kita tanggung; maka semua itu dalam ukuran yang mampu untuk kita jalani.
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)
Dalam kondisi semacam ini, orang beriman tidak akan menukar atau menggadaikan nilai imannya dengan berbagai godaan kesenangan duniawi. Dia akan tetap istiqomah (teguh pendirian) dan optimis. Sebab, semua yang terjadi di dunia ini tidak pernah terlepas dari “jari-jemari” kekuasaan Allah. semua atas kehendak-Nya, maka pasti disana ada hikmah yang terbaik bagi hamba-Nya pula. Di balik kesulitan, pasti disertai kemudahan, sebagaimana firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ﴿٥﴾ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ﴿٦﴾
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. al Insyirah: 5-6)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik r.a., Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dijelaskan dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, bahwa di zaman tersebut orang yang berpegang teguh pada ajaran agama, ujian kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api.
Ada sebagian orang tidak tahan menanggungnya, yang akhirnya melepaskan iman untuk mendapatkan kesenangan hidup; baik berupa materi, jabatan, atau pun kebebasan dalam bertingkah laku. Kita ingat adanya “trilogi” godaan hidup duniawi “harta, tahta, wanita”. Berapa banyaknya orang yang semula tampak hebat dan terhormat di masyarakat, akhirnya gugur berjatuhan menjadi terhina karenanya ..
Disinilah iman takwa itu akan benar-benar dibuktikan !
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ ﴿٣﴾
”Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar (imannya) dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Qs. Al ankabut: 2-3)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Dengan iman-takwa itu, sesungguhnya Allah akan memberikan kita jalan keluar dari setiap problematika, serta dengan takwa itu pula Allah akan berikan kita berbagai kemudahan dalam segala urusan kita. Allah Swt berfirman :
وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”. (Q.S. Ath-Thalaq: 2).
وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ
“Siapa yang bertawakkal kepada Allah, Allah akan mencukupinya.” (ath-Thalaq: 3)
وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
‘Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. (Q.S. Ath-Thalaq: 4).
Ketika menghadapi kesulitan dan masa yang genting, tetap kokoh di atas agamanya, seorang mukmin berucap,
لاَ حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلاَّ باِللهِ
“Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.”
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah bagi kami Allah dan Dialah sebaik-baik Zat yang diserahkan urusan.”
عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
“Hanya kepada Allah kami bertawakal.”
Seorang mukmin akan tegar dengan keimanannya. Dia merasa cukup dengan yang sedikit, apabila tidak mungkin untuk mendapatkan yang banyak. Dia merasa bersyukur dengan hilangnya sebagian keburukan, meskipun suasana lain yang kurang meguntungkan masih menderanya dalam kehidupan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Sikap takwa akan memberikan pengaruh positif bagi seorang mukmin dalam menghadapi berbagai kemungkinan hidup, dalam kondisi baik ataupun buruk. Prinsipnya, bagaimanapun keadaan bumi dan langit seisinya, iman adalah kuncinya. Maka orang beriman tidak akan merasa berkecil hati, lemah, apalagi berputus asa setiap menghadapi perubahan dan tantangan kehidupan. Sebagaimana firman Allah:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran : 139).Selanjutnya hatinya akan selalu ditambatkan kepada Allah, yang demikian ini akan menjadikannya damai dan tentram:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar Ra’du: 28)Semoga dengan keimanan yang tetap istiqomah ini, segala macam rasa takut, khawatir, cemas dan sedih hati yang meliputi kita semua akan sirna, dan digantikan dengan sikap optimis dan istiqomah. A-miin ya rabbal ‘alamiin.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Inilah pentingnya nilai iman yang akan mampu mengatasi setiap persoalan hidup yang dihadapi, sebagaimana pesan Allah untuk snenantiasa membekali diri kita dengan ketakwaan:
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
“Dan berbekallah kalian semua, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (Qs. Al Baqarah: 197)
Demikian khutbah Jumat siang ini semoga bisa menjadi bekal kita. Marilah kita tetap menjaga iman dan takwa agar tetap istiqomah, sehingga kita memperoleh berbagai jalan keluar dari setiap problem kehidupan dengan seizin Allah SWT. A-miin
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حُسْنَ الْخَاتِمَة. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
اَلَّلهُمَ إِنَّانَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنىَ.
رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ.
رَبَّناَاٰتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعَزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ