Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 042/Tahun II/2022
Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?
🟢 Group WhatsApp 1️⃣
https://chat.whatsapp.com/GYrsFLncgFdBP0NyCIGYe2
🟢 Group WhatsApp 4️⃣ : https://chat.whatsapp.com/HuyMTmy9wVn2vdG1HRQMSw
🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul
💻 Naskah lengkap dari awal : https://drive.google.com/drive/folders/11ZcffhlMqe-KdNXEshz1UUOhQ4Ik132l?usp=sharing
JANGAN RAKUS
Oleh: Ust. Muhammad Habibi
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن.
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.
Manusia sesuai dengan fitrahnya selalu menginginkan pemenuhan berbagai kesenangan hidup sebagaimana diungkapkan Allah dalam Al-Qur’an:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Qs. Ali ‘Imran: 14)
Demikianlah nafsu manusia, memiliki berbagai keinginan dan kesenangan hidup. Dan hal itu adalah wajar atau manusiawi. Hanya saja kita diingatkan dalam agama bahwa semua itu hanya kesenangan sesaat dan jangan sampai terlena. Sebab di sisi Allah kelak ada pahala yang jauh lebih agung dan kekal bagi orang-orang yang beriman.
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.
Kenyataannya, banyak orang yang lalai dan terpedaya dengan gemerlap godaan duniawi yang mempesona, sehingga saling berlomba dengan berbagai cara. Mereka bermegah-megah, saling membanggakan capaian pribadinya.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga dalam hal banyaknya harta dan anak,” (Qs. Al Hadid: 20)
Orang-orang kafir tidak memiliki gambaran tentang kehidupan akhirat, dan dunia ini merupakan tujuan utama kehidupan. Maka yang selalu dipikirkan dan diperjuangkan adalah bagaimana bisa hidup dengan usia sepanjang mungkin, penuh dengan limpahan kekayaan dan terpenuhinya segala keinginan.
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُواْ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَن يُعَمَّرَ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ ﴿٩٦﴾
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling rakus kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih rakus lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Qs Al Baqarah: 96)
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.
Dari sahabat Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ
“Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. at-Turmudzi, Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Hibban, ath-Thabrani, dan selainnya).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَىٰ حُبِّ اثْنَتَيْنِ : طُوْلُ الْـحَيَاةِ وَحُبُّ الْمَالِ
Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan cinta terhadap harta (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada umumnya, perkara yang paling diinginkan oleh manusia adalah ingin hidup kekal, maka itu ia mencintai panjang umur. Manusia juga mencintai harta, karena harta menjadi jaminan untuk memenuhi berbagai keinginan yang disukai.
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Sungguh, seandainya anak Adam memiliki satu lembah dari emas, niscaya ia sangat ingin mempunyai dua lembah (emas). Dan tidak akan ada yang memenuhi mulutnya kecuali tanah. Kemudian Allah mengampuni orang yang bertaubat.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak ada yang dapat mencegah atau menghentikan keserakahan manusia, ambisi atau angan-angannya, kecuali kematian. Maka manusia disuruh bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla atas ketamakan atau keserakahannya.
Dan seringkali sifat tamak ini mendorong seseorang untuk berbuat dosa, mulai dari menipu, mencuri, merampas, menyuap, korupsi, adu domba, fitnah ataupun pembunuhan.
Ada pejabat melakukan korupsi, politisi menyuap dalam pemilu, pemborong melakukan manipulasi saat dalam proyek, melakukan pemerasan (pungutan liar). Demikian juga orang biasa, menggelapkan tanah warisan atau bahkan membunuh saudaranya; na’udzu billahi min dzalik.
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.
Hidup dengan banyaknya sifat keserakahan akan menjadikan seseorang selalu gelisah, sebagaimana Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
مُـحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ: هَمٌّ لَازِمٌ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى
Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Penyesalan yang tidak pernah berhenti (dalam kitab Ighâtsatul Lahafân)
Dan Allah telah menegaskan hakikat kehidupan dunia ini dalam firman-Nya:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Qs. Al Hadid: 20)
Dan tanpa disadari, sampai akhirnya kemegahan duniawi mengantarkan perjalanan hidupnya menjemput kematian.
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿١﴾ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS at Takatsur: 1-2)
Suatu ketika, Malaikat Jibril a.s. datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata:
يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ
“Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, sungguh engkau akan mati. Dan cintailah orang yang kau kehendaki, sungguh engkau akan berpisah dengannya” (HR al-Hakim).
Hadits ini mengingatkan kita, bagaimanapun bebasnya hidup yang akan dijalani manusia, akhirnya hanya akan menjumpai kematian. Sungguh, hidup di dunia ini singkat.
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.
Sungguh, dunia hanya tempat untuk beramal dan berlomba mendekatkan diri pada Allah. Dunia menjadi sarana untuk kembali kepada Allah. Jika melihat orang yang begitu bangga dan saling berlomba dalam harta dan anak, hendaklah dibalas dengan berlomba dalam amalan sholih.
Ada satu ucapan bijak dari Imam Al Hasan Al Bashri yang sangat perlu dihayati:
إِذَا رَأَيْتَ الرَجُلُ يُنَافِسُكَ فِي الدُّنْيَا فَنَافِسُهُ فِي الْآخِرَةُ
“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam hal dunia, maka unggulilah dia dalam hal akhirat.”(Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali)
Lalu bagaimana cara praktis kita untuk menyikapi kehidupan di dunia ini?
1) bekerjalah dengan kemampuan yang terbaik, apapun hasilnya disyukuri dan cukupkan diri dengan yang didapatkan
2) mengingat bahwa hidup kita di dunia hanya sebentar, bukan tujuan akhir
3) bila diberi rejeki apapun bentuknya, misalnya harta, ilmu, jabatan dsb, gunakanlah sebagai bekal tabungan di akhirat
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.
Terakhir, hendaknya memperbanyak do’a yang diajarkan Rasulullah SAW:
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu.”
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنَى
“Ya Allah aku mohon kepadamu hidayah (petunjuk), takwa, iffah (pengendalian diri), dan kecukupan” (HR Muslim).
Demikian khutbah siang ini semoga bermanfaat, dan dapat menjadi catatan pengingat kita untuk tidak mudah larut pada godaan kehidupan duniawi; dan tetap istiqomah dalam memegang prinsip syariat agama.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمً .اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.