Rumahmu adalah Surgamu – Khutbah Jumat Bahasa Jawa

Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 041/Tahun II/2022

Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?

🟢 Group WhatsApp 1️⃣
https://chat.whatsapp.com/GYrsFLncgFdBP0NyCIGYe2

🟢 Group WhatsApp 4️⃣ : https://chat.whatsapp.com/HuyMTmy9wVn2vdG1HRQMSw

🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul

💻 Naskah lengkap dari awal : https://drive.google.com/drive/folders/11ZcffhlMqe-KdNXEshz1UUOhQ4Ik132l?usp=sharing

Rumahmu adalah Surgamu
Oleh: Ust Syamsul Munawar

Khutbah Pertama

أَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيماً
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ،
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya ialah rumah tangga. Allah memberi pasangan hidup yang mulia bagi manusia yang merupakan tanda kekuasaan-Nya, agar menjadi penenteram hati, terwujudnya kasih sayang, serta menjadi pakaian dan teman setia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum :21)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Manusia memiliki fitrah berupa hasrat kepada lawan jenis, yang melalui jalan pernikahan maka akan memperoleh pemenuhan akan kebutuhan cinta, ketentraman hidup dan kasih sayang. Dalam rumah tangga, seorang suami bisa menemukan tempat berlabuh yang terhormat dan ketenangan jiwa setelah lelah bekerja. Ia bisa menepis berbagai kejenuhan dan kebosanan hidup. Ia dapat meluruhkan kesulitan hidup dengan senyuman yang manis, wajah yang ceria, kata-kata yang lembut dari figur seorang istri; perlakuan yang halus, perasaan yang hangat dan emosi yang meluap. Hal ini ditemukan pada pasangan hidupnya, teman perjalanannya, belahan jiwanya dan ibu dari anak-anaknya.

Demikian pula, seorang istri bisa menemukan naungan keluarga yang bahagia dan tempat perlindungan hidup yang aman dan nyaman. Rumah yang diimpikan akan menjadi tempat kediaman dan kelahiran generasi baru yang shalih di bawah naungan bimbingan kewibawaan sang ayah yang penyayang, serta naluri ibu yang pengasih, lembut dan perhatian yang mendatangkan kedamaian jiwa.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَاللهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu darinya berupa anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah.” (QS. An-Nahl: 72)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ajaran Islam menjadikan keluarga bisa menjadi khazanah kebaikan, cinta dan keharmonisan; serta bisa menjadi benteng dalam berbakti, berkasih sayang dan perdamaian. Setiap anggota dalam keluarga bisa menjadi contoh dalam hal kerjasama yang baik dan pelaksanaan hak maupun kewajiban masing-masing. Atas dasar itulah kebahagiaan rumah tangga dibangun melalui kasih sayang, cinta dan kerjasama.

Ikatan suami istri adalah perjanjian yang teguh ﴿ مِّيثَاقاً غَلِيظاً ﴾, pilar yang kokoh, dan dasar yang dalam. Hal ini dijelaskan dalam ayat di atas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
“Supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum :21)

Hal ini menegaskan adanya ketenteraman dalam rumah tangga pada bentuk yang paling tinggi dan makna yang paling mendalam. Sebagaimana juga dijelaskan pada ayat lain:

هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
“Mereka (istri-istri kamu) itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah :187)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Al-Qur’an mengungkapkan dengan keindahan bahasa tentang hubungan antara suami dan istri, seperti hubungan antara manusia dan pakaiannya. Apa ada yang lebih dekat dari seseorang selain pakaiannya ? Dan kita mengetahui, bahwa fungsi pakaian adalah sebagai pelindung yang menutupi dari panas dan dingin cuaca, sebagai penghias yang mematutkan diri dalam pandangan. Itulah fungsi dari kehidupan suami istri, saling melindungi dan menghias diri dalam mewujudkan keindahan maupun kebahagiaan. Pernikahan bukanlah sekedar ikatan duniawi, materi, birahi, dan hewani, melainkan ikatan ruhani dan jiwa yang mulia.

Suami maupun istri harus bisa mengkondisikan dirinya untuk menerima kekurangan, memaklumi kesalahan, dan memaafkan kekhilafan. Karena ibarat pepatah mengatakan : “tak ada gading yang tak retak.”

Pergaulilah istri dan keluarga Anda dengan baik. Perlakukanlah mereka dengan akhlak yang baik. Siapakah yang lebih berhak Anda perlakukan dengan akhlak baik selain istri Anda sendiri, pendamping hidup Anda? Dia yang selalu membantu dan mencukupi keperluan hidup sehari-hari.

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’ :19)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Selanjutnya para suami harus memberikan perhatian dan hak istri dengan benar, dan jangan sampai menelantarkan dan memperlakukannya dengan zhalim.

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah :228)

Dari ‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap ahli keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap ahli keluargaku.” (Riwayat al-Tirmidzi 3895)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Bagi para suami, hendaklah bertakwa kepada Allah dalam memperlakukan istrinya. Laksanakanlah kewajiban Anda, dengan menjalankan tugas sebagai kepala rumah tangga sesuai dengan syariat, memberikan nafkah dan menyiapkan tempat tinggal menurut kemampuan Anda.

أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنتُم مِّن وُجْدِكُمْ وَلاَتُضَآرُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ
“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.” (QS.At-Thalaq :6)

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّآ ءَاتَاهُ اللهُ لاَيُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ مَآءَاتَاهَا
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. At-Thalaq :7)

Rasulullah SAW bersabda:
مَا أَطْعَمْتَ نَفْسَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ وَلَدَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Harta yang kamu keluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Dan makanan yang kau beri pada anakmu, itu pun menjadi sedekah. Dan makanan yang kau beri pada istrimu, itu sebagai sedekah untukmu. Demikian juga makanan yang kau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah. (HR Ahmad 4: 131)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Jadilah suami idaman yang ramah dan menjadi kebanggaan dari istri dan anak-anaknya. Jangan sampai tampil sebagai suami yang ditakuti oleh anggota keluarga. Janganlah hanya suka main perintah dan larangan. Kejam dan sewenang-wenang. Tidak pandai bergaul, tidak ramah, susah memaafkan, cepat marah dan temperamental. Kalau berbicara seperti layaknya raja yang harus menang dan selalu didengar. Kalau bertindak kasar dan tanpa perhitungan. Selalu cemberut dan enggan membantu istri. Kalau masuk rumah selalu menggerutu. Kalau keluar rumah selalu curiga. Tidak bisa lembut apalagi penyayang. Istri dan anak-anaknya sangat menderita bersamanya. Beragam kesengsaraan, cobaan dan ujian ia rasakan.

Bagaimana cara menciptakan suasana keindahan dan kebahagiaan dalam rumah tangga bagi seluruh anggota keluarga? Hendaklah suami selaku kepala rumah tangga mampu memainkan perannya sebagai pemimpin yang dicintai, bukan ditakuti. Kedudukan seorang suami sangat besar dalam kehidupan rumahtangga, sebagaimana firman Allah SWT:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Qs. An Nisa’ : 34)

Peran sebagai pemimpin adalah menciptakan kebahagiaan dalam keluarga. Apalagi bila mengingat saat awal akan mengikat janji pernikahan: pasti para suami telah memberikan harapan yang melangit untuk mencintai istrinya dan memberikan impian kebahagiaan lahir-batin. Jangan sampai itu hanya menjadi impian dan hilang seperti fatamorgana.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kebahagiaan itu diraih bila dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan rumah tangga, yang tentu saja hal ini membutuhkan perjuangan tersendiri dari seorang suami. Dia harus mampu menjadi sosok pribadi yang dapat diandalkan dan dibanggakan. Karena pada dasarnya, seorang lelaki yang menikahi wanita adalah: mengambil hak perlindungan dari seorang ayah, dan beralih menjadi tanggungjawab di pundaknya. Artinya, perwalian yang dahulunya disandang dari figur ayah sejak si-wanita itu masih bayi hingga dewasa akan berpindah dan dilanjutkan oleh seorang suami, bahkan tidak sekedar selama hidup di dunia, melainkan sampai dipastikan adanya jaminan untuk diajak masuk ke surga.

Adanya tanggungjawab yang sangat besar, apalagi mengingat janji seorang suami di hadapan wali dan sejumlah saksi, maka semestinya tidak akan mungkin terjadi perilaku penelantaran istri, menzhalimi keluarga dan anak-cucu. Tidak akann terjadi yang namanya “kekerasan dalam rumah tangga” (KDRT), sebab semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Bahkan, meskipun pasangan keluarga itu telah berusia lanjut. Yang terjadi semestinya semakin tumbuh kasih sayang yang mendalam.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Seorang pemimpin rumah tangga akan selalu berupaya dan mengarahkan dirinya untuk bisa menjadikan keluarga sebagai wasilah dan tujuan dari setiap perjuangan hidupnya. Dia akan selalu berdoa:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’,” (QS al-Furqan: 74).

Pada umumnya, seorang muslim ingin anggota keluarganya menjadi baik, ingin melihat istri dan anak cucunya selalu tampak menyenangkan sebagai penyejuk (penghias mata). Tetapi jangan lupa pula untuk dirinya juga menjadi tampak baik dan menyenangkan dilihat oleh anggota keluarga yang lain.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Tanda seseorang mencintai pasangan hidupnya bila seseorang memiliki dedikasi bagi keluarganya adalah bukan dalam bentuk menuntut, tetapi justru bagaimana “memberi, berkorban dan memperjuangkan” setiap apa yang diperlukan bagi orang yang dicintainya. Bukan posesif (mendominasi, menguasai) dan serba membatasi ruang gerak serta hak-haknya.

Suasana yang harmonis, dengan memberikan kesempatan untuk saling menyatakan pendapat dengan komunikasi timbal balik yang setara, disertai ungkapan kasih sayang untuk kemaslahatan bersama adalah “surga” yang akan membuat kebahagiaan seluruh anggota keluarga. Ucapan dan tindakannya senantiasa terjaga. Tidak ada teriakan ataupun kekasaran perilaku. Sebab semua dilandasi oleh cinta dan tanggungjawab. Rumah akan selalu menjadi tempat yang dirindukan bagi setiap anggota keluarganya. Saat itulah rumahmu telah menjadi surga bagimu.

Demikian sedikit khutbah pada siang ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَر, وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ,
فَقَالَ تَعَالىَ: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*