Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 021/Tahun III/2023
Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?
🟢 Group WhatsApp 2️⃣ : https://chat.whatsapp.com/JwOZ6ZelLUx5BTam0cYhFn
🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul
DZULQA’DAH: BULAN TAFAKKUR
Oleh: Ust. Syahrul Mubarak
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ القَوِيِّ الْمَجِيْدِ. اَلْمُدَبِّرِ لِخَلْقِهِ كَمَا يَشَاءُ وَهُوَ الْفَعّالُ لِمَا يُرِيدُ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إلَهَ اِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشِرِيْكَ لَهُ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه ذُو الرَّشَادِ وَالتَّسْدِيْدِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسّلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ هُمْ نِعْمَ العَبِيْدُ, وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِالْإِحْسِانِ وَالتَّسْدِيْدِ.
فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Penanggalan atau kalender hijriyah bagi umat Islam bukan sekedar perhitungan waktu, tetapi sangat berkaitan dengan syariat agama dan pelaksanaan ibadah.
Allah subhanahu wata’ala telah menetapkan adanya bulan haram (bulan mulia, yang disucikan) diantara 12 bulan dalam setahun, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah, ketika Ia menciptakan langit dan bumi; diantaranya ada empat (4) bulan Haram (yang mulia). Itulah ketetapan agama Allah yang lurus. Karenanya jangan kalian berbuat aniaya dalam bulan-bulan Haram itu terhadap diri kalian sendiri.” (QS. at-Taubah: 36)
Bulan haram yang dimaksudkan itu disebutkan oleh Rasulullah saw dalam sabda beliau:
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ (رواه البخاري)
“Hitungan satu tahun adalah dua belas bulan, diantaranya terdapat 4 bulan yang “haram” (mulia): tiga bulan berturut–turut, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yang terletak diantara bulan Jumada (akhir) dan Sya’ban.” (HR. al-Bukhari).
Dalam kitab tafsir Ath-Thabari disebutkan bahwa ke-empat bulan itu sangat dimuliakan oleh bangsa Arab, sehingga mereka melarang untuk berperang di bulan-bulan tersebut sebagai bentuk atau simbol penghormatan. Menurut Ibnu Abbas r.a., Allah subhanahu wata’ala memang mengkhususkan empat bulan sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Saat ini kita berada di bulan Dzulqa’dah. Dari segi bahasa, Dzulqa’dah berasal dari bahasa Arab dan terbentuk dari gabungan dua kata. Pertama kata “dzu” yang biasa diartikan “memiliki”. Kedua, “qa’dah” seperti yang berarti “tempat yang diduduki” (al-Mu’jam 2/748).
Dalam bahasa Indonesia, secara sederhana dapat diartikan sebagai “bulan duduk-duduk” atau bulan bersantai. Terkait alasan penamaannya, al-Biruni dalam karyanya “al-Atsar al-Baqiyah ‘anil Qurun al-Khaliyah“ menerangkan bahwa orang Arab, lebih banyak berdiam diri di rumah. Selain itu, di bulan Dzulqadah orang Arab lebih memilih “duduk” bersantai, menahan diri dari peperangan.
Fakhruddin ar-Razy dalam tafsirnya “Mafatih al-Ghaib” mengungkap makna kata hurum. Menurutnya penamaan tersebut disebabkan segala macam maksiat akan berlipat ganda dosanya. Sebaliknya, segala macam amal baik akan dilipatgandakan pahalanya. Alasan terakhir, orang Arab sangat mengagungkan bulan-bulan tersebut. (Mafatih al-Ghaib 16/41)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Bulan Dzulqa’dah berada di tengah diantara empat bulan penting. Sebelumnya ada bulan Ramadhan dan Syawal, kemudian Dzulqa’dah, lalu dirangkai dengan Dzulhijjah dan Muharram.
Pada Dzulqa’dah bisa dimaknai sebagai bulan bersantai, waktu untuk merenung dan memikirkan, mengingat dan merasakan makna perjalanan hidup yang telah dilalui. Dimulai pada bulan Ramadhan yang istimewa, kemudian Syawal yang berarti peningkatan. Selanjutnya persiapan untuk menunaikan ibadah hajji dan Qurban di bulan Dzulhijjah. Setelah itu bersiap memasuki bulan Muharram sebagai awal tahun haru hijriyah. Bagi umat Islam ini adalah waktu-waktu yang penting untuk ibadah. Jadikanllah Dzulqa’dah sebagai bulan untuk tafakkur (berpikir, merenung tentang hakikat kehidupan)
Dengan cara merenungkan hal itu, maka pastilah akan tersentuh hati dan perasaan kita untuk menemukan makna dan hakikat kehidupan sebagai hamba Allah. Allah subhanahu wata’ala mengingatkan:أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ ﴿١٦﴾
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS al Hadid: 16)
Kita umat Islam perlu mengingat adanya bulan haram yang empat tadi (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). Selanjutnya menjaga kemuliaan bulan-bulan haram ini dengan memperbanyak melakukan kewajiban, ketaatan, dan semua nilai-nilai kebaikan, serta menjauhi semua hal-hal yang dilarang oleh Allah, termasuk berbuat zhalim. Sebab, semua amal kebaikan dan perbuatan zhalim akan dibalas melebihi perbuatan yang dilakukan pada waktu selain di bulan haram.
Waktu terus bergulir semakin jauh, sementara perjalanan hidup setiap diri kita pasti semakin mendekati tujuan akhir. Semestinya setiap diri kita dapat menjadi semakin pandai dan bijaksana dalam menyikapi kehidupan. Ibarat filosofi biji padi, semakin bertambah hari maka semakin berisi, bulir-bulir padi semakin menunduk.
Setiap diri kita semakin bertambah umurnya, maka semestinya semakin mendekat dan taat pada apa saja yang diperintahkan Allah, khusyu’ dalam ibadah serta bersemangat dalam melakukan berbagai amal shaleh, sehingga hidup kita akan senantiasa mendapatkan ridho dan rahmat-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.l