MEMETIK HIKMAH QURBAN

Naskah Khutbah Idul Adha 1444 H Dewan Dakwah Bantul
10 Dzulhijjah 1444 H

Ingin mendapatkan materi Khutbah secara rutin?
silakan gabung :
🟢 Group WhatsApp 2️⃣ : https://chat.whatsapp.com/JwOZ6ZelLUx5BTam0cYhFn

🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul

MEMETIK HIKMAH QURBAN
Oleh: Ust. Slamet Abdurrahman

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ،
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمَّا بَعْدُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَـرُ

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Alhamdulillah, pada pagi hari yang mulia ini seluruh kaum muslimin menunaikan ibadah shalat Idul Adha 10 Dzulhijah 1444 Hijriyah. Dengan diiringi kumandang takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih sebagai wujud penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala..

Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sebagai uswah hasanah dan penyebar risalah rahmatan lil-‘alamin, dan semoga terlimpah kepada segenap keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya hingga akhir jaman.

Selanjutnya, perkenankan kami selaku khatib mengajak kepada hadirin semuanya, marilah kita bersama-sama selalu berikhtiar meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan apa yang diperintahkan, serta berusaha sekuat tenaga meninggalkan larangan-Nya. Sebab takwa adalah sebaik-baik bekal kita dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan.

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa; dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (Qs Al Baqarah: 197)

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pada bulan Dzulhijjah ini ada tiga ibadah untuk ditunaikan umat Islam, yaitu ibadah hajji di tanah suci Makkah al Mukarramah, shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban.

Ibadah haji adalah puncak dari rukun Islam yang lima. Belum sempurna keislaman seseorang bilamana tidak memiliki keterpanggilan untuk menunaikan ibadah haji. Maka semestinya setiap orang Islam akan selalu merindukan, dan pastilah bercita-cita akan berjuang dengan segenap tenaga guna memenuhi panggilan-Nya ini.

وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ الله غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Qs Ali Imran: 97).

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Di tanah suci umat Islam dipertemukan, mereka saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Di sanalah tampak dengan jelas makna persaudaraan dan kesetaraan di antara kaum muslimin. Para jamaah haji seluruhnya melepas pakaian harian masing-masing dan menggantinya dengan pakaian ihram yang lebih mirip dengan kain kafan untuk mayat. Seruan mereka satu, berupa kalimat talbiyah:

لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-mu. Sesungguhnya segala puji nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Semoga seluruh jamaah hajji yang saat ini telah menyempurnakan seluruh rangkaian ibadahnya dapat meraih derajat haji yang mabrur. Rasulullah SAW bersabda:

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
“dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga“. (Muttafaq ‘alaih)

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ibadah Qurban merupakan bentuk kesyukuran atas banyaknya nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah seluruh umatnya.

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak (Qs.Al Kautsar:1 )Sungguh, nikmat karuni Allah it sangat banyak tidak terhingga. Allah mengingatkan kita dalam firman-Nya:

وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung ni`mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An Nahl: 18) Bahkan di dalam Al-Qur’an secara retoris sampai 31 kali, Allah menanyakan kepada kita:

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka ni`mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Qs.Ar Rahman: 13)

Untuk itulah, maka sebagai bentuk kesyukruan itu, kita diperintahkan untuk berkurban:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (Qs. Al Kautsar: 2)

Dan kita harus benar-benar bersyukur, sebab kita telah melewati masa pandemi, dan kita masih diberi kesempatan untuk dapat menunaikan panggilan-Nya melaksanakan shalat idul Adha dan penyembelihan hewan Qurban saat ini.

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ada beberapa hal untuk tetap kita petik hikmah pelajaran hidup dari ibadah Qurban ini, antara lain:

Pertama, iman dan ketakwaan kepada Allah jangan sampai dikalahkan dengan kecintaan terhadap kehidupan dunia

Ketika Nabi Ibrahim a.s. mendapatkan perintah untuk menyembelih anaknya, yaitu Ismail; maka hal itu ditunaikan dengan penuh keimanan dan kesungguhan; tanpa keraguan sedikitpun. Inilah sebuah potret keluarga shalih yang dapat menempatkan hak-hak Allah atas yang lainnya. Orangtua dan anak saling menolong dan menyemangati untuk melaksanakan perintah Allah. Dialog indah antara keduanya terekam dalam Al-Qur’an sebagaimana diceritakan oleh Allah:

قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
“Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat (mendapat perintah) dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?” (QS ash-Shaffat: 102). Kemudian dijawab oleh sang putera (Ismail a.s.):

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Jawabnya :Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya’ Allah niscaya engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS ash-Shaffat: 102)

Hal ini hanya bisa terjadi atas anak yang benar-benar sholeh dan mendapat pendidikan kasih sayang penuh dari orangtua. Itulah keluarga bertakwa.

Ujian besar yang diberikan ditunaikan dengan tulus ikhlas, hal itu menjadi wasilah bagi Allah untuk memberikan pertolongan dan anugerah yang sangat menakjubkan:

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ، وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus Isma’il dengan seekor sembelihan yang agung” (QS ash-Shaffat: 106-107)Saat sekarang ini, kita hanyalah diperintah untuk menyembelih hewan kurban, maka semestinya hal ini jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan perintah yang diterima oleh Nabi Ibrahim a.s.

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Penyembelihan Qurban adalah sebagai ungkapan syukur dan takwa. Sungguh Allah tidak menghendaki atas daging dan darah hewan kurban kita, tetapi yang akan diterima hanyalah ketakwaan kita.

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Qs Al Haj: 37)

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Kedua, cita-cita masa depan setiap keluarga muslim adalah terciptanya keluarga sakinah, lahirnya generasi penerus yang shalih, dan calon pemimpin yang bertakwa. Hal ini diwujudkan dalam doa yang diajarkan dalam Al-Qur’an:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً ﴿٧٤﴾
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Qs al Furqan: 74)

Nabi Ibrahim a.s. sebagai teladan agung dalam membina keluarga, telah mengajarkan suatu doa yang indah:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء
“ Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do`aku. (Qs. Ibrahim: 40)

Mendoakan untuk diri dan anak cucu untuk memiliki iman yang benar, dijauhkan dari menyembah berhala dalam berbagai bentuknya. Khususnya para orangtua, hendaklah menyadari tugas besarnya untuk tidak egois memikirkan kepentingan diri sendiri saja, melainkan memikirkan kepentingan atau nasib anak-cucu.

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Wahai Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang akan termasuk orang-orang yang saleh.” (Qs. As Shafat: 100)

اَللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Seorang muslim yang baik juga harus bisa menjadi teladan dalam kehidupan bermsyarakat dengan cara mendoakan untuk kebaikan negeri serta anak cucunya agar dijauhkan dari mempertuhankan berhala:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “wahai Tuhanku, jadikanlah negeri ini aman tentram, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Qs . Ibrahim: 35)

Negeri kita tercinta ini membutuhkan sosok pribadi agung yang rela berkorban untuk kemajuan bangsa dengan cita-cita yang besar. Bukan sebaliknya, seolah-olah menjadi figur pahlawan, namun justru tega hati mengorbankan kepentingan bangsa dan negara hanya untuk kepentingan pribadi atau golongannya semata. Semoga kita bangsa Indonesia, dan umat Islam khususnya terhindar dari hal-hal yang demikian.

Akhirnya, marilah kita berdoa, semoga amal ibadah kita semuanya diterima oleh Allah SWT, dan kita senantiasa dijaga dan diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk bisa memenuhi panggilan-panggilan-Nya . A-miin ya rabbal’alamiin.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ .الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْرًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَ نَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*