MERAIH BAHAGIA BERSAMA KELUARGA

Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 026/Tahun III/2023

Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?

🟢 Group WhatsApp 2️⃣ : https://chat.whatsapp.com/JwOZ6ZelLUx5BTam0cYhFn

🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul

MERAIH BAHAGIA BERSAMA KELUARGA
Oleh Ust. M. Fajar Sidik

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيداً
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَاَيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Saat ini kita masih dalam masa hari raya Qurban, sangat tepat kiranya kita memberikan perhatian besar terkait keluarga, apalagi baru saja ada momentum Hari Keluarga pada tanggal 29 Juni kemarin.

Di antara nikmat yang harus kita syukuri dalam kehidupan ini adalah keberadaan keluarga yang menjadi tempat awal pembelajaran hidup setiap manusia. Setiap orang pasti menginginkan punya keluarga yang bisa menjadi tempat belajar tentang kehidupan sekaligus tempat beristirahat, bercengkrama, dihiasi dengan tawa bahagia, dan harmonis dalam kehidupan sehari-harinya.

Wujud bangsa sesungguhnya adalah kumpulan dari keluarga-keluarga, sehingga bisa dikatakan bahwa keluarga adalah pondasi bangsa. Bila kondisi keluarga-keluarga itu rukun, tenang dan tentram, maka begitu juga dengan kondisi bangsa. Sebaliknya bila kondisinya kacau, ruwet dan amburadul, maka dapat dipastikan, keadaan bangsa juga sedang dalam bermasalah yang serius.

Keluarga ideal sesungguhnya adalah keluarga yang damai tentram, harmonis dan dipenuhi kebahagiaan. Damai tentram karena didasari oleh cinta dan kasih sayang. Harmonis karena hubungan antara suami-isteri, orang tua-anak terjalin erat dan saling mengisi. Bahagia karena harapan-harapan dari seluruh anggota keluarga dapat terpenuhi dan tercukupi.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa mengurus keluarga sehari-hari dengan layanan terbaik merupakan suatu perkara yang harus dijadikan prioritas seorang muslim:

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Aisyah radhiyallāhu ‘anhā berkata, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.’” (HR Tirmidzi)

Hadits ini menunjukkan adanya prioritas dari Rasulullah tentang aktivitas seseorang terhadap keluarganya. Banyak laki-laki dan wanita-wanita tangguh terlahir dari keluarga yang harmonis, demikian pula tidak sedikit anak-anak yang berprestasi dididik dalam lingkungan keluarga yang kokoh.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Dalam keluarga yang kokoh, para orangtuanya memiliki perhatian besar pada kepentingan masa depan anak cucu sebagai penerus keturunannya. Hal ini sebagaimana dituliskan dalam Al-Qur’an:

حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Dan ketika umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nimat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Qs. Al Ahqaf 15)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,,
Bagaimana cara mewujudkan keluarga yang harmonis dan tangguh?
Pertama, Mendasari kehidupan rumah tangga dengan nilai ajaran agama.

Keluarga yang berdiri di atas pondasi agama. Setiap anggota keluarganya memiliki kesadaran dalam menjalankan ajaran agama. Anak-anaknya dididik untuk mengenal dan mencintai agamanya, sebab hal itu menjadi kewajiban orang tua. Bila tidak mampu, sepatutnya orangtua menyerahkan pendidikan anak kepada guru, ustadz atau kyai yang mampu melakukannya. Ini seperti perintah al-Qur’an dalam Surat at-Tahrim (66) ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. at-Tahrim [66]: 6)

Tentu tidak cukup sekedar anak diberi tahu, tetapi orang tua wajib terus merawat, mengingatkan dan memantau kebenaran akidah, pengamalan ibadah dan adab ataupun etika keseharian anak.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kedua, para orang tua menjadi panutan atau contoh nyata bagi anak, baik dalam perilaku keseharian, pengamalan ajaran keagamaan, maupun keluarga dan kehidupan sosial kemasyarakatan. Bila orang tua menyuruh anak jamaah ke masjid, sudah barang tentu karena orang tua juga berangkat ke masjid. Bila orangtua ingin anaknya menjadi sholeh, maka orangtua juga menunjukkan bagaimana perilaku sholeh sehari-hari yang dibuktikan dalam keluarganya.

Satu teladan atau contoh perbuatan nyata lebih baik daripada seribu nasehat. Dan Allah mengingatkan agar kita memiliki perilaku yang sejalan dengan ucapan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٢﴾ كَبُرَ مَقْتاً عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٣﴾
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Qs As Shaf: 2-3)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Ketiga, Senantiasa mendoakan keluarga agar diberi kemudahan, kelancaran dan kesuksesan dalam segala usaha, dan kebaikan dalam perilakunya.
Kita diperintahkan untuk senantiasa berdoa seperti misalnya yang tertuang dalam Al-Qur’an surat al-Furqan ayat 74:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
&“Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa’,”_

Apalagi jika doa-doa itu disertai dengan “laku tirakat” seperti orang Jawa, atau riyadlah dalam istilah pesantren. Maksudnya adalah melakukan ritual tertentu untuk menggapai sesuatu dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Seperti melakukan puasa Senin Kamis, shalat malam, atau membaca al-Qur’an. Hal ini sebagai wasilah atau perantaraan, yang buahnya akan dipetik oleh anak-cucu. Allah berfirman dalam surat al-Ma’idah (5) ayat 35

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣٥
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.” (QS. al-Ma’idah [5]: 35)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Upaya-upaya tersebut bila dilakukan oleh orang tua tentu akan menjadikan hubungan batin yang dekat dan erat antara anak dan orang tua. Kadang orang tua sudah berusaha mendidik sedemikian rupa, tetap saja anak susah mengerti, acuh, ngeyel bahkan menentang orangtua. Menghadapi hal seperti ini, sepatutnya orang tua mengadu kepada Allah yang menciptakannya, dengan harapan Allah akan memberi bimbingan yang terbaik pada anak kita.

Dalam momentum Idul Qurban saat ini kita bisa mengambil ibrah (pelajaran), bagaimana di saat Nabi Ibrahim as mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih anaknya, yaitu Ismail? Maka sang anak, yang telah memperoleh bimbingan agama yang baik dan landasan kasih sayang yang cukup, mentaati dan tidak memberontak pada kata-kata atau perintah orangtuanya. Inilah potret keluarga yang tangguh.

Semoga kita senantiasa dikaruniai keluarga yang terbaik oleh Allah swt. Keluarga yang senantiasa harmonis, tersemai dan tumbuh nilai-nilai agama di dalamnya, saling mencintai dan menjaga satu sama lain, jauh dari kekerasan dalam rumah tangga, serta menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Demikianlah khutbah yang bisa khatib sampaikan, semoga bermanfaat. Amin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.l

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*