Naskah Khutbah Jumat BAHASA JAWA Dewan Dakwah BantulEdisi 027/Tahun III/2023
Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?
🟢 Group WhatsApp 2️⃣ : https://chat.whatsapp.com/JwOZ6ZelLUx5BTam0cYhFn
🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul
MEWASPADAI ALIRAN SESAT
Oleh: Ust. Amirul Musthofa
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مَحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون،
قَالَ اللهُ تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم: وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Setiap muslim harus senantiasa memelihara nilai keimanan secara benar, dan jangan asal menerima atau beriman (percaya) segala sesuatu yang didengarnya, sebab hal itu dapat menyesatkannya dari jalan kebenaran.
Di tengah masyarakat muslim, kita menjumpai adanya ajaran atau aliran agama yang menyimpang, misalnya ada paham Islam yang mengarah pada tindak terorisme, aliran Salamullah (Lia Eden), Gafatar, inkarus sunnah, Syi’ah dan aliran-aliran lainnya. Dan satu masalah hangat yang saat ini sedang viral mencuat adalah fenomena pondok al Zaitun.
Aliran yang menyimpang bisa menerpa siapapun; mulai dari masyarakat tradisional maupun modern, yang berpendidikan rendah ataupun tinggi. Dari rakyat kelas bawah yang hidup sederhana ataupun kelas atas yang serba mewah.
Kita diingatkan oleh Allah SWT agar berhati-hati dalam menjalani kehidupan beragama, jangan sampai menempuh jalan yang sesat.
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“dan ini adalah jalan-Ku yang lurus (yaitu Islam), maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Qs. Al An’am: 153)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada umumnya, orang yang terpapar aliran menyimpang ini disebabkan karena dorongan semangat yang tinggi untuk merealisasikan ajaran agama yang bisa langsung dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, sementara pengetahuannya tentang agama masih sangat minim. Kadangkala, dalam ajaran yang menyimpang itu ditanamkan adanya keyakinan tertentu yang tampak menarik, meyakinkan dan berbeda dari ajaran lainnya yang mayoritas.
Biasanya keyakinan menyimpang ini akan tampak dan dirasakan pada bentuk perilaku sehari-hari yang menjadikan para pengikutnya terpisah dengan masyarakat (mengisolir diri, a-sosial), terkesan eksklusif, aneh, nyeleneh atau asing.
Hal yang berbahaya, adalah ajaran menyimpang atau sesat ini mudah menganggap orang di luar kelompoknya sebagai pihak yang salah, atau bahkan kafir. Mereka bisa melakukan bentuk tindakan terorisme dan memiliki agenda tersembunyi untuk memiliki kekuasaan tersendiri dalam bentuk negara. Hal semacam ini membahayakan masa depan persatuan dan kesatuan bangsa.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah SWT memerintahkan kita untuk tetap berpegang teguh pada tali agama dengan kuat:
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, ..” (Qs Ali ‘Imran: 103).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memberikan sepuluh (10) rambu-rambu bagi umat Islam agar mewaspadai bila ada suatu ajaran yang baru dan berbeda dengan mayoritas, sebagian diantaranya antara lain:
- Mengingkari, menambah atau mengurangi sebagian dari rukun iman dan rukun Islam.
- Meyakini akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i, yakni Al-Qur’an dan Sunnah.
- Menafsirkan Al-Qur’an tanpa berdasar kaidah-kaidah tafsir, hanya mengandalkan kebebasan akal dan hawa nafsu.
- Mengurangi, menambah atau mengubah pokok-pokok ibadah
- Mudah mengkafirkan pihak lain yang berada di luar kelompoknya
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Bagaimana cara menangkal agar kita tidak terpapar ajaran menyimpang atau sesat ini?
Pertama, bertanya kepada orang yang ahli, yaitu guru atau ulama yang jelas sanad, asal-usul, track record atau riwayatnya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
… فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“… Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (Q.S.An Nahl: 43).
Keahlian dalam bidang ilmu tidak hanya dilihat dari gelar atau titel kesarjanaan, melainkan juga bagaimana paham atau orientasi pemikirannya apakah sesuai dengan paham ahlus sunnah wal jama’ah yang dikenal kebenarannya secara mayoritas, apalagi diakui oleh pemerintah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya” (HR. Bukhari).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kedua, menggunakan daya kritis nalar dan perasaan untuk mencerna dan memahami setiap ilmu pengetahuan, informasi atau ajaran yang diterima; apakah masuk akal atau tidak.
Kita jangan asal ikut-ikutan, sebab semua perkara nantinya akan dimintai pertanggungjawaban, hal ini sebagaimana peringatan Allah SWT :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. Al Isra: 36).
Maka kita perlu memikirkan, merenungkan dan merasakan ajaran yang didapatkan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa hati mampu memberikan pertimbangan kepada kita tentang hal yang baik dan hal yang buruk.
Suatu saat, seorang shahabat Nabi bernama Wabishah Bin Ma’bad r.a. datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah bersabda:
جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ؟ قُلْتُ: نَعَم. قَالَ: اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ. اَلْبِرُّ مَااطْمَأَنَّ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ. وَالْإِثْمُ مَاحَاكَ فِي النَّفْسِ وَ تَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
“Apakah kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Aku menjawab: ”Benar”. Kemudian beliau bersabda: “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (H.R. Ahmad)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ketiga, bergaul dengan masyarakat. Hal ini untuk menguatkan ukhuwah dan agar bisa saling tolong menolong dalam kebaikan. Demikian juga bila ada kesalahan ada pihak lain yang mengingatkan atau menasehati, agar kita tidak tersesat semakin jauh.
Seringkali terjadi, aliran sesat menjadikan orang yang terasing dari masyarakat dan menyendiri dari kaum Muslimin sebagai sasaran mereka. Maka untuk menghindarkan diri dari jebakan aliran sesat adalah dengan bergaul bersama masyarakat dan berjama’ah dengan kaum Muslimin. Lebih ideal lagi jika kita mengikuti organisasi resmi dan disahkan (diakui) oleh pemerintah.
Rasulullah mengingatkan bahayanya bila seorang Muslim menyendiri dan tidak mau bergabung dengan jama’ah kaum Musimin :
فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِئْبُ مِنَ الْغَنَمِ اْلقَاصِيَةَ
“Hendaklah kalian berjama’ah, karena sesungguhnya serigala itu hanya memakan kambing yang terpisah dari kawanannya.” (HR. Abu Daud).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Cara yang terakhir, adalah dengan berdoa agar diberikan petunjuk kebenaran dan dijauhkan dari kebathilan. Di antara doa yang diajarkan adalah :
اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan berikan kami kekuatan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kami yang batil itu batil dan berikan kami kekuatan untuk menjauhinya”.
Demikian khutbah pada hari ini, semoga Allah subhanahu wataala melindungi kita dari segala macam ajaran yang menyesatkan, serta menuntun kita menuju jalan-Nya yang benar, Amiin…
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.l