BERSATUPADU MEMBANGUN NEGERI

Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 034/Tahun III/2023

Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?

🟢 Group WhatsApp 4️⃣ : https://chat.whatsapp.com/HuyMTmy9wVn2vdG1HRQMSw

🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul

Bersatupadu Membangun Negeri
Oleh: Ust Abdul Hakim

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيداً .أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَاَيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَقُلِ ٱعْمَلُوا فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Kemerdekaan negeri kita ini sungguh teramat mahal harganya; sebab untuk mendapatkannya bangsa kita harus menantikannya selama 3½ abad. Kemerdekaan itu tidak hanya ditunggu dengan duduk-duduk sambil ngobrol santai ataupun melamun; melainkan harus ditempuh dengan perjuangan dan pengorbanan yang tidak ternilai harganya, baik berupa harta, jiwa maupun raga.

Bangsa kita ini terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat dan agama. Keberhasilan untuk memajukan dan memakmurkannya pastilah harus dengan syarat adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagaimana perjuangan yang telah menelan banyak korban tidak terhitung jumlahnya, kemerdekaan hanya bisa diraih ketika bangsa kita bersatu.

Kita telah banyak mendapat pelajaran berharga dari sejarah berdirinya Negara tercinta ini. Ketika menghadapi penindasan penjajah dengan perlawanan bersifat lokalitas kedaerahan, selalu mudah dipatahkan dan mengalami kegagalan. Allah swt berfirman,

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿١٠٣﴾
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran [3]: 103).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Saat rasa pahit itu melanda secara berkepanjangan, akhirnya melahirkan perasaan senasib sepenanggungan sebagai bangsa yang tertindas, maka baru membuahkan kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan untuk melawan belenggu penindasan.

Allah menyukai perjuangan dengan cara bersatu padu dan tersusun rapi. Sebagaimana firman-Nya;

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ ﴿٤﴾
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Qs. Ash Shaf: 4)

Bagaimana cara mewujudkan persatuan dan kesatuan di alam kemerdekaan saat ini?

Kita perlu melakukan upaya-upaya konkret yang dipraktekkan dalam hidup keseharian kita. Diantaranya agar mampu menjaga perasaan dengan orang-orang di sekitar kita, baik dengan sesama anggota keluarga, tetangga dan semua orang yang kita temui, bahkan antar kelompok masyarakat, antar organisasi atau suku bangsa manapun yang berbeda budaya dan adat istiadat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Dalam satu hadits dari Sahabat Abu Hurairah r.a., Nabi SAW mengajarkan bagaimana resep untuk menjaga persatuan:

لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ
‘Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi, dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, maka tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya.’” (HR Muslim).

Hal ini dikuatkan dengan hadits lain dari Sahabat Anas r.a. :

لاَتَقَا طَعُوا وَلاَتَدَا بَرُوا وَلَاتَبَا غَضُوا وَلاَتَحَا سَدُوا، وَكُونُواعِبَادَ اللهِ إخْوَانًا ، وَلاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
“Janganlah kalian putus-memutus hubungan, jangan belakang-membelakangi, jangan benci-membenci, dan jangan hasud menghasud. Jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan tidak dihalalkan bagi seorang Muslim mendiamkan saudara sesama Muslimnya lebih dari tiga hari.’” (Muttafaqun ‘alaih)

Hadits ini menegaskan bahwa kita dituntut untuk saling menjaga kehormatan dan perasaan satu dengan yang lain, tidak iri – dengki jika ada saudaranya memperoleh nikmat, tidak mudah terprovokasi satu sama lain, tidak merendahkan saudara Muslim yang memiliki keterbatasan, dan sebagainya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Persatuan adalah kunci sebuah keberhasilan. Sebuah keluarga yang bersatu dan berkasih sayang akan menciptakan kehidupan keluarga yang damai, tenteram dan bahagia. Organisasi yang solid, kokoh dan menjunjung tinggi tata tertib organisasi akan mampu merealisasikan visi dan misinya secara maksimal. Demikian pula sebuah bangsa yang bersatu padu, taat pada hukum dan undang-undang yang menjadi kesepakatan berdirinya bangsa dan memiliki perasaan cinta tanah air akan mampu menciptakan kehidupan bangsa yang berdaulat, kokoh dan mampu mewujudkan cita-citanya meraih kehidupan bangsa yang makmur, adil dan sejahtera.

Sekarang kita mewarisi kemerdekaan ini, semestinya memiliki tanggungjawab yang sangat besar untuk menjaga, merawat dan mengisinya. Bangsa Indonesia ini faktanya mayoritas beragama Islam, sehingga kita memiliki kewajiban lebih besar untuk berkontribusi dan membuktikan ajaran Islam yang ‘rahmatan lil ‘alamin’, dan agar kita memiliki peran atau sumbangsih dalam membangun bangsa dan mengisi kemerdekaan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Setiap kita memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah, yang membedakan hanya ketakwaannya. Dari banyaknya kelompok masyarakat atau suku bangsa, kita diperintahkan untuk saling mengenal, hal ini agar kita dapat saling tolong menolong. Allah telah menyatakan:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. Al Hujurat: 13)

Setiap kita memiliki kedudukan yang setara, peran dan kewajiban yang sama dalam kehidupan berbangsa ini. Maka kita harus mampu menjaga suasana agar tetap kondusif dan terjaminnya stabilitas masyarakat. Allah mengingatkan dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿١١﴾
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Qs al Hujurat: 11)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Kemajuan bangsa dan Negara kita hanya bisa terwujud bila seluruh rakyatnya mampu berkontribusi untuk bangsa sesuai dengan kemampuan, peran, kedudukan ataupun profesi masing-masing. Hal ini sebagaimana diperintahkan kepada kita:

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُواْ عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدِّارِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ ﴿١٣٥﴾
Katakanlah: “Hai kaumku, beramal (bekerjalah) sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan. (Qs. Al an’am: 135)

Kita semua bisa berperan bagi maju dan berjayanya bangsa ini di masa depan. Ada sebagian orang menjadi petani, pedagang, wirausaha, seniman, atau olahragawan. Demikian pula ada profesi guru, pegawai negeri atau pun swasta, pejabat pemerintah, politisi yang duduk di parlemen. Masyarakat kota atau pun desa, semua harus bergerak menunjukkan antusiasmenya dalam berkontribusi untuk negeri.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,,
Perencanaan untuk mengisi kemerdekaan dan membangun negeri ini diwujudkan dalam pembentukan struktur pemerintahan yang dipilih melalui sistem pemilihan umum yang akan menentukan para pejabat yang duduk di kursi legislatif (DPR) maupun eksekutif (pemerintahan). Semua anak terbaik bangsa diberi kesempatan yang sama untuk maju dan bersaing memberikan kemampuan terbaiknya. Ada pula melalui proses rekrutmen dalam bentuk seleksi terbuka yang akan ditempatkan pada pos-pos yang didasarkan pada standar kompetensi dan keahlian tertentu.

Mari kita berlomba dalam melakukan kebaikan. Mari ber-“fastabiqul khairat”. Setiap anak bangsa harus kita panggil dan diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Jangan ada yang dilupakan, jangan ada yang ditinggalkan. Kita ini berada pada perahu besar yang sama, yaitu perahu yang bernama “negeri Indonesia”.

Janganlah kita merasa bahwa hanya diri kita yang paling bisa mengurus negeri ini. Janganlah merasa hanya kita yang paling tahu dan paling benar atas apa yang kita lakukan. Jangan merasa bahwa diri kita yang paling hebat, sementara pihak lain dianggap tidak memenuhi syarat.

Demikianlah khutbah Jumat siang hari ini, semoga kita mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ukhuwah Islamiyah, dan dapat memberikan sumbangsih bagi kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Amiin

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الملِكُ اْلحَقُّ اْلُمبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اْلَمبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَلَّلهُمَ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاِء مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَاقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ.
اَلَّلهُمَ إِنَّانَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنىَ.
رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً.
رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ.
رَبَّناَاٰتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعَزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ .
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*