TUGAS BESAR PEMUDA

Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 043/Tahun III/2023

Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?

🟢 Group WhatsApp : https://chat.whatsapp.com/HuyMTmy9wVn2vdG1HRQMSw

🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul

TUGAS BESAR PEMUDA
Oleh: Ust. Zainal Abidin

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الَّدِيْنَ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Bulan Oktober merupakan momentum besar bagi para Pemuda, sebab terdapat peristiwa bersejarah berupa “Sumpah Pemuda” yang menjadi tonggak bersatupadunya Indonesia sebagai sebuah bangsa dan tanah air.

Selanjutnya kita menyaksikan bagaimana pada setiap peristiwa penting bangsa ini selalu ada peran pemuda. Baik ketika Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pembubaran PKI tahun 1966 dan Reformasi 1998. Kepalan tangan, derap langkah kaki dan seruan pemuda selalu menggema! Dalam tubuhnya mengalir darah perjuangan. Syeikh Musthofa Al-Ghoyalani berkata :

إِنَّ فِيْ يَدِ الشُّبَّانِ أَمْرَ الْأُمَّةِ وَفِيْ أَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا
“Sesungguhnya di tangan pemudalah terdapat urusan umat, dan di kaki mereka pulalah terdapat kehidupan umat”.

Hal ini menunjukkan bahwa baik tidaknya suatu masyarakat, bangsa dan negara tergantung para pemudanya. Jika pemudanya baik, negarapun akan baik; sebaliknya jika pemudanya rusak atau hancur, maka negarapun akan menjadi hancur.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Sejarah sudah membuktikan bahwa kemajuan dan perubahan di tengah masyarakat banyak diwarnai oleh kiprah pemuda. Bahkan, para Nabi dan Rasul diangkat oleh Allah untuk menunaikan tugasnya ketika mereka masih berusia muda. Para nabi diutus ketika masih muda, mulai dari Nabi Ibrahim a.s menghadapi raja Namrudz; Musa a.s. menghadapi Fir’aun. Sahabat Ibnu Abbas r.a. berkata:

مَا بَعَثَ اللهُ نَبِياً إِلَّا شَابّاً ، وَلاَ أُوْتِيَ اْلعِلْمَ عَالِمٌ إِلاَّ وَهُوَ شَابٌّ
”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun kecuali dia adalah seorang pemuda. Dan tidaklah seorang ulama diberi karunia ilmu kecuali dia adalah seorang pemuda.” [HR. Ibnu Abi Hatim)

Pemuda dalam sepanjang sejarah memiliki peran besar, dan menjadi “agen perubahan”. Para sahabat Nabi Muhammad SAW banyak dari kalangan pemuda. Empat sahabat utama beliau, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib, semua lebih muda dari Nabi Muhammad SAW.

Duta Islam pertama untuk berdakwah ke kota Madinah adalah seorang pemuda, yaitu Mush’ab bin Umair. Panglima perang yang ditunjuk Rasulullah SAW untuk menyerang Byzantium adalah Usamah bin Zaid, seorang pemuda berumur 18 tahun, dan berhasil memenangkannya. Pembebas Konstantinopel dalam perang melawan Kekaisaran Romawi adalah seorang pemuda, yaitu Muhammad al Fatih yang berusia 20 tahun.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengabadikan sosok pemuda sebagai “agen perubahan” dan “kebangkitan umat”

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
”Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS Al-Kahfi: 13).Mereka adalah sekelompok anak muda fenomenal berjumlah tujuh orang, yang memiliki integritas moral kepribadian dan iman; berjuang melawan kemungkaran dan berbagai ketimpangan sosial. Mereka dikenal sebagai Ashabul Kahfi (penghuni gua).

Apabila kita ingin melihat masa depan sebuah bangsa, maka perhatikanlah bagaimana keadaan para pemuda pada hari ini. Sebagaimana pepatah bijak mengatakan:

شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ
“Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Setelah bekal iman, maka aspek lain yang harus dimiliki oleh pemuda adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Imam Syafi’i, pernah berkata dalam sya’irnya

حَيَاةُ الْفَتَى وَاللهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى ۞ إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لاَ إِعْتِبَارَ لِذَاتِهِ
“Demi Allah, kehidupan seorang pemuda sebab ilmu dan takwa. Apabila keduanya tidak ada, maka esensi dirinya dianggap tidak ada nilainya”.

Maka satu jalan yang harus ditempuh tiada lain dengan belajar, sehingga para pemuda memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi perbagai problematika kehidupan yang selalu dan akan terus berubah.

مَنْ لَمْ يَتَعَلَّمَ فِي شَبَابِهِ فَقَرَأَ لَهُ التَّكْبِيْرَ أَرْبَعَ مَرَّات بِمَوْتِهِ
“Siapa yang tidak belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah untuknya empat kali sebagai pertanda kematiannya”

Imam Syafi’i berpandangan bahwa orang muda yang tidak berilmu dianggap telah mati. Dia tidak berharga. Dengan demikian, para pemuda harus menempa diri dengan banyak belajar dan mencari pengalaman hidup sebagai bekal masa depannya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Diantara faktor yang sangat berharga bagi pemuda adalah waktu, yang dengannya seseorang akan memperoleh ilmu, pengalaman hidup dan kejayaan. Waktu kosong bila tidak digunakan untuk mencari salah satu dari ketiganya, maka hanya akan menjadi peluang bagi setan menjerumuskan dengan berbuat dosa dan kesesatan. Imam Syafi’i rahimahullah berkata,

وَالنَّفْسُ إِنْ لَمْ تُشْغِلْهَا بِالْحَقِّ شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
“Demi jiwa manusia, jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka ia akan menyibukkanmu dengan kebatilan.”

Di zaman ini tantangan global dunia sangat besar. Bila pemuda tidak memahami siapa dirinya, maka hanya akan menjadi korban globalisasi dalam bentuk perilaku pergaulan bebas, gaya hidup hedonis, dan hidup tanpa kejelasan arah, tanpa nilai. Tidak ada yang bisa dibanggakan, bahkan menjadi troble maker atau musuh masyarakatnya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Figur pemuda haruslah berani unjuk gigi dan memperlihatkan prestasi terbaiknya, bukan berlindung di bawah bayang-bayang kebesaran orangtua atau pun orang lain.Ada pepatah Arab menggambarkan bagaimana figur ideal seorang pemuda :

لَيْسَ الْفَتَى مَنْ قَالَ: كَانَ أَبيْ إنَّ الْفَتَى مَنْ قَالَ: هَا أَنَا ذَا
“Bukanlah seorang pemuda yang berkata: itulah bapakku; pemuda yang sesungguhnya adalah yang (bisa) berkata: inilah aku”

Sungguh, peran dan tugas yang harus dimainkan oleh para pemuda ini sangat besar, yaitu:

Pertama, sebagai generasi penerus. Pemuda adalah harapan bangsa yang akan mewarisi dan melanjutkan tugas dari para orangtua pendahulunya. Melanjutkan dan menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang.

Kedua, sebagai generasi pengganti. Bilamana kondisi kepemimpinan sudah menyimpang, dan para pelaku sejarahnya tidak lagi memenuhi syarat dan justru membahayakan masyarakat, maka para Pemuda harus siap tampil menggantikan. Mereka harus berjiwa tangguh, patriot yang berdidikasi. Selalu siap siaga, tidak segan berlatih dan membekali diri dengan berbagai pengalaman lapangan.

Ketiga, sebagai generasi pembaharu. Masyarakat yang mandeg, stagnan, kaku alias jumud tidak akan mampu bersaing dalam kompetisi di dunia global; maka saatnya para Pemuda harus tampil sebagai generasi pembaharu. Dia harus selalu menunjukkan semangat dan etos juang yang tinggi. Gigih dan pantang menyerah. Dia adalah agen perubahan (agent of change). Di tangan Pemuda – lah tertanam idealisme, inovasi dan impian masa depan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Demikian banyak peran yang semestinya ditunaikan di bahu Pemuda! Maka mereka harus memiliki dua syarat tadi : takwa dan ilmu. Pada sisi lain, dia harus memiliki karakter: berjiwa kuat, gigih, pantang menyerah dan pemberani. Posisinya bisa dikatakan sebagai ‘penyelamat’ masa depan bangsa. Pemuda adalah pahlawan dan pelopor yang dinantikan seluruh anak bangsa.

Demikian khutbah siang ini semoga bermanfaat. “Hidup Pemuda Indonesia.” Amiin.

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ ِللهِ وَكَفٰى ، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰى، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*