Hancurnya Hidup Berawal Dari Hancurnya Ibadah
Hidup terasa begitu menggebu. Menyusun rencana demi menggapai mimpi, mencapai ambisi.
Berusaha sebaik mungkin untuk bisa hidup memenuhi ekspektasi sendiri tanpa melibatkan Allah di dalamnya. Banting tulang siang dan malam, shalatnya ditinggalkan, dan berakhir semua rencana gagal berantakan.
Kecewa. Hidup terasa menyesakkan. Tak ada apapun yang berhasil. Merasa rendah diri di hadapan dunia tapi sombong sekali di hadapan ilahi sehingga merasa mampu menghadapinya sendirian.
Padahal Allah tak pernah pergi, hanya kita yang tak tahu diri. Sama sekali tak melibatkan Allah dalam tiap helaan napas kita adalah rugi. Nyatanya, hidup yang hancur dimulai dari shalat yang tak teratur.
Astaghfirullah. Pelan-pelan kembali tata diri, perbaiki niat, bangunlah untuk dirikan shalat yang sering bahkan tak lagi sempat dilaksanakan. Singkirkan sejenak kesibukan. Kembali pada jalan penghambaan hanya pada Allah bukan dunia.
Dari shalat yang perbaiki, Allah berikan banyak jalan pada diri untuk mencapai mimpi-mimpi yang sebelumnya bahkan tak pernah terpikirkan akan dimiliki.
Itulah janjiNya; perbaiki shalatmu, Allah perbaiki seluruh hidupmu.
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat.”
(QS. Al-Baqarah : 153)