Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 052/Tahun II/2022
Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?
🟢 Group WhatsApp 1️⃣ : https://chat.whatsapp.com/GYrsFLncgFdBP0NyCIGYe2
🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul
MENGHITUNG WAKTU
Oleh: Ust Slamet Abdurrahman
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ ِللهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ خَيْرِ الْاَنَامِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ،
فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَاَيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dalam hidup ini ada satu hal yang sangat mahal harganya, yaitu: WAKTU. Ada orang yang dalam sehari bisa melakukan banyak perbuatan baik, bahkan sampai terasa kekurangan waktu. Contoh betapa berharganya waktu, adalah ketika kita melihat dalam konteks pertandingan adu kecepatan, semisal lomba lari, balap sepeda atau pun balap mobil. Selisih waktu dalam hitungan detik bisa menentukan siapa yang berhak menjadi juara. Bahkan dalam dunia sepakbola, kadang ‘gol penentu kemenangan’ dimasukkan pada detik-detik terakhir menjelang habisnya waktu pertandingan !
Sementara itu, pada pihak lain kadang waktu menjadi sangat tidak dihargai, ada orang yang dalam satu hari hanya diam tidak melakukan satu pun amal kebaikan, menganggur atau berpangku tangan; dan ada yang justru dikuasai hawa nafsu dengan melakukan tindakan buruk berupa perbuatan dosa.
Hari ini kita telah di penghujung tahun 2022, dan segera akan menjumpai tahun baru 2023. Waktu yang telah berlalu tidak akan mungkin bisa diulang atau dikembalikan. Islam mengajarkan pada kita untuk menjadikan masa lalu sebagai ‘pelajaran’ atau guru untuk perbaikan hari esok. Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (di waktu yang telah lalu) untuk kepentingan hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr ayat 18)
Hari esok memiliki makna masa depan (yaitu terkait cita-cita) kehidupan yang sukses di dunia, dan yang lebih jauh yaitu masa depan di hari akhir (hari kiamat).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Waktu terus bergerak seperti anak panah yang meluncur dari busurnya. Bahkan waktu diibaratkan seperti pedang, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Asy-Syafi’i rahimahullah:
الْوَقْتُ سَيْفٌ فَإِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ، وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلْتَهَا بِالْحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka dialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu, jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan” (kitab Al-Jawaab Al-Kaafi dan Madaarijus Saalikiin).
Hal ini mengingatkan, bila kita tidak bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, maka kita akan ditebas, terpotong – ditinggalkan atau tergilas zaman. Kita diperintahkan untuk pandai mengatur waktu, sebab hari esok sangat tergantung pada hari ini. apalagi jatah waktu setiap kita sebenarnya hanya sedikit saja.
Dalam satu hadits diriwayatkan, dari Ibnu Umar r.a, ia berkata, “Rasulullah SAW memegang kedua pundakku, lalu bersabda,:
“كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ”
‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’” (HR. Al-Bukhari)
Setelah mendapat nasehat tersebut, Ibn Umar r.a. berkata:
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
“Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al Bukhari)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kita diberi waktu hidup di dunia hanya sebentar – sebagaimana orang yang lewat di jalanan, atau seperti musafir (wisatawan) dan pasti akan segera kembali ke rumah tempat tinggal masing-masing.
Maksudnya, hendaknya kita segera melakukan setiap pekerjaan terbaik, jangan suka menunda-nunda hingga esok hari. Sebab belum tentu kita masih hidup atau memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya di hari esok. Dalam riwayat at-Tirmidzi rahimahullah, Rasulullah mengingatkan :
فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي يَا عَبْدَ اللهِ مَاسْمُكَ غَدًا
“Karena engkau, wahai Abdullah, tidak tahu bagaimana nasibmu besok.”
Maksudnya, barangkali besok kita termasuk kita sudah mati, yang sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Kita juga tidak tahu apakah termasuk orang yang celaka, atau orang yang Bahagia.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa waktu manusia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu masa lalu, masa depan (yang akan datang), dan masa kini (yang sedang berjalan).”
Sesungguhnya seluruh jenis waktu yang dijalani manusia itu bisa diperbaiki nilainya, meskipun sudah berlalu. Memperbaiki waktu masa lalu, yang mungkin sudah terlanjur hitam kelam karena banyak perbuatan dosa, adalah dengan cara bertaubat – meminta ampunan kepada Allah; menyesali dosa-dosa dan berjanji tidak akan mengulanginya. Kemudian bertekad untuk menebus dengan banyak berbuat kebaikan.
Cara memperbaiki masa depan adalah dengan memasang niat, bertekad bulat, menyiapkan berbagai rencana kebaikan dengan matang; bahwa besok kita akan melakukan hal-hal terbaik dalam hidup kita. Niat berbuat baik itu akan menjadi acuan bertingkah laku, dan agar kita tidak termasuk golongan orang yang lalai.
Yang paling sulit adalah memperbaiki masa kini. Kadang sudah punya rencana yang baik, tetapi terserang rasa malas dan menunda-nunda. Bagaimana cara memperbaikinya?
Dalam hal ini kita harus menyibukkan diri dengan banyak aktifitas, dan jangan dibiarkan menganggur, kosong atau berpangkutangan. Jangan pula terjerumus melakukan tindakan lagha, maksiat dan kejahatan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ: اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Telah bersabda Rasulullah SAW, “Pergunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara lainnya: masa mudamu sebelum masa tuamu, dan masa sehatmu sebelum masa sakitmu,dan masa kayamu sebelum masa miskinmu, dan masa sempatmu sebelum masa sempitmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu. (HR. al-Baihaqi)
Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata:
إِيَّاكَ وَالتَّسْوِيْفَ فَإِنَّكَ بِيَوْمِكَ وَلَسْتَ بِغَدٍّك
“Jauhilah oleh kalian menunda-nunda. Karena kamu sedang berada di hari ini, bukan di hari esok.”
Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. berkata:
إِنَّ لِلَّهِ حَقًّا بِالنَّهَارِ لَا يَقْبَلُهُ بِاللَّيْلِ، وَلِلَّهِ حَقٌّ بِاللَّيْلِ لَا يَقْبَلُهُ بِالنَّهَارِ
“Sesungguhnya Allah memiliki hak pada waktu siang, Dia tidak akan menerimanya di waktu malam. Dan Allah juga memiliki hak pada waktu malam, Dia tidak akan menerimanya di waktu siang.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah)
Sebagai penutup, kita harus ingat, bagaimana Islam mengajarkan betapa pentingnya waktu, sehingga banyak surat dalam Al-Qur’an diawali dengan mengisyaratkan pentingnya waktu untuk menjadi perhatian manusia, misalnya dengan ungkapan: “wal ‘ashr, wadh-dhuha, waf- fajr, wal laili” dan sebagainya.
Janganlah kita merugi hanya karena mengabaikan waktu. Kita harus menjadikan waktu sebagai sarana meraih kesuksesan, dengan memanfaatkannya untuk beramal shaleh, memacu prestasi diri, baik untuk kehidupan duniawi ataupun ukhrawi. Sebab setekah hidup kita di dunia yang pendek ini, akan ada hari perhitungan (yaumul hisab) untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatan kita.
Demikian khutbah singkat pada hari ini, semoga kita dapat menggunakan dan menghargai waktu dengan sebaik-baiknya, serta tidak termasuk dalam golongan orang yang merugi. Amiin.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
اَللّهُمَّ لاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ المُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ المَسَاكِينِ، وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ :
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ