Jangan Durhakai Bapak Ibumu – Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 049/Tahun II/2022

Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?

🟢 Group WhatsApp 4️⃣ : https://chat.whatsapp.com/HuyMTmy9wVn2vdG1HRQMSw

🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul

💻 Naskah lengkap dari awal : https://drive.google.com/drive/folders/11ZcffhlMqe-KdNXEshz1UUOhQ4Ik132l?usp=sharing

JANGAN DURHAKAI AYAH IBUMU !
Oleh: Ust Fahmi Nurudin

Khutbah Pertama

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kewajiban paling besar yang harus ditunaikan oleh manusia setelah menunaikan kewajiban kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya adalah memenuhi hak orangtua. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kalian kepada kedua orangtua.” (An-Nisa’: 36)

Di dalam ayat lainnya, Allah berfirman,
وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah-payah (pula).” (Al-Ahqaf: 15)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan betapa pentingnya kewajiban berbakti kepada orangtua dengan menggambarkan betapa besarnya pengorbanan orangtua terutama ibu kepada anaknya.

Maka, sudah semestinya bagi seorang anak untuk berbuat baik kepada orangtuanya, karena besarnya jasa dan pengorbanan mereka yang tidak terbatas. Maka, hal yang perlu dilakukan anak adalah melakukan perbuatan berbakti dan jangan sampai menyakiti hatinya.

Dalam sebuah hadis disebutkan, tatkala ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam tentang amalan yang paling dicintai oleh Allah, maka beliau menjawab,

الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ
“Salat pada waktunya, lalu berbakti kepada kedua orang tua, kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Muslim)

Tampak jelas dalam hadis ini tentang bagaimana pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, sampai-sampai Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam mendahulukan penyebutan amalan berbakti kepada orang tua daripada jihad fi sabilillah.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para ulama mengatakan bahwa jika salah satu dari kedua orang tua memerintah anaknya untuk melakukan perkara yang mubah atau meninggalkannya, disunnahkan bagi anak untuk menaatinya. Namun jika hati bapak atau ibu menjadi sedih dan sangat terpukul jika anak menyalahi keduanya dalam hal itu, maka pada saat itulah menjadi wajib baginya untuk menaati keduanya dalam perkara mubah tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan:
رِضَا اللهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُهُ فِيْ سَخَطِهِمَا
“Ridla Allah berada pada ridla kedua orang tua dan murka Allah berada pada murka kedua orang tua” (HR al-Hakim, ath Thabarani dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).,

Besarnya keutamaan berbakti kepada orang tua ini ditandai dengan firman Allah yang menyandingkan antara hak Allah dengan hak orang tua.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
﴿وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا﴾
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Memang ada banyak orangtua yang tidak ingin merepotkan anak-anaknya; mereka ingin tetap mandiri. Tetapi, ketahuilah bahwa sebagian orang tua kita ada yang benar-benar sudah lemah,sangat membutuhkan perhatian dan perlindungan kita; apalagi ketika mereka sudah mulai pikun. Saat seperti itulah Allah menuntut kita sebagai anak untuk berbuat baik sebagai bentuk bakti kepada kedua orang tua.

Kemudian seseorang dituntut untuk berbakti kepada kedua ketika orang tuanya telah mencapai masa tua dan dalam keadaannya yang paling lemah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

﴿إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا﴾
“Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)

Janganlah kita membiarkan orang tua kita dirawat oleh orang lain. Ingatlah bahwa mereka adalah pintu surga kita, maka apakah pantas pintu surga tersebut kita serahkan kepada orang lain?

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Para ulama mengatakan bahwa kalimat أُفٍّ (‘ah’) adalah kata paling ringan dalam bahasa Arab yang menunjukkan keengganan, jengkel atau kesal; dan tidak ada kata yang lebih ringan daripada kata tersebut. Artinya, ketika seseorang mengurus orang tuanya dan mendapati hal-hal yang tidak menyenangkan dari sikap orang tuanya, maka jangan sekali-kali dia menunjukkan kejengkelan terhadap mereka.

Lebih daripada itu, jangan sekali-sekali dia sampai berani untuk membentak kedua orang tuanya, namun hendaknya dia berkata kepada mereka dengan perkataan yang baik, perkataan yang lemah lembut. Ingatlah, apabila seorang murid berusaha untuk merangkai kata-kata yang terbaik untuk disampaikan kepada gurunya, maka sungguh orang tuanya lebih berhak untuk dia bersikap demikian, karena jasa gurunya tidak sebesar jasa orang tuanya terhadapnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pada ayat selanjutnya,

﴿وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا﴾
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana keduanya mendidikku sewaktu kecil (Qs Al Isra: 24)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Berbakti kepada orang tua merupakan amalan besar yang sangat dicintai oleh Allah, maka durhaka kepada mereka juga merupakan dosa yang sangat besar, yang sangat dibenci oleh Allah. Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِر؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ
“Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, ‘Tentu Ya Rasulullah’. Nabi bersabda, ‘Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua’.”(HR. Bukhari)

Beberapa waktu lalu kita mungkin mendengar ada kasus anak yang telah dibutakan “mata hatinya” dengan tega membunuh orang tua kandung dan saudaranya sendiri. Hal ini benar-benar satu gambaran anak yang sangat durhaka ! Agama Islam menjelaskan, mengucapkan perkataan “ah” saja termasuk durhaka, apalagi sampai menyakiti secara fisik dan bahkan membunuhnya ! Na’udzu billahi min dzalik…

Barang siapa yang telah durhaka kepada orang tuanya, maka dia telah membuka pintu neraka jahanam dengan selebar-lebarnya. Maka dari itu, jangan sampai kita menyakiti hati orang tua kita dengan sikap sekecil apa pun.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Jasa dan pengorbanan para orang tua kita sangatlah besar dan tidak akan dapat ditebus dengan harta berapa pun, meskipun kita telah bekerja keras dengan menghabiskan seluruh waktu dan umur hidup kita. Maka satu-satunya cara membalasnya adalah dengan berbakti dan melayani mereka dengan cara terbaik yang mampu kita lakukan.

Bahkan, seandainya pun kedua orangtua kita itu berbeda keyakinan dan memerintahkan suatu perbuatan buruk atau dosa terbesar hingga menyekutukan tuhan, maka Allah memerintahkan untuk tidak mengikuti keinginan orangtua, namun kita sebagai anak tetap diperintahkan harus tetap bergaul dan berbuat baik kepada mereka dalam hal urusan keduniaan.

وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Qs. Luqman: 15)

Semoga kita senantiasa dapat memuliakan orang tua kita, serta dijauhkan dari sifat-sifat kedurhakaan yang terlaknat ini. Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ،
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَر
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حُسْنَ الْخَاتِمَة.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاما
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّار ُ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*