Naskah Khutbah Jumat Dewan Dakwah BantulEdisi 043/Tahun II/2022
Ingin mendapatkan materi Khutbah Jumat?
🟢 Group WhatsApp 4️⃣ : https://chat.whatsapp.com/HuyMTmy9wVn2vdG1HRQMSw
🔵 Naskah lengkap dari awal bisa dibuka di Channel Telegram : https://t.me/khutbah_DDII_Bantul
💻 Naskah lengkap dari awal : https://drive.google.com/drive/folders/11ZcffhlMqe-KdNXEshz1UUOhQ4Ik132l?usp=sharing
PANGGILAN UNTUKMU PEMUDA
Oleh: Ust. Muslih Abdul Karim
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الَّدِيْنَ ِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ .يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Hari ini 28 Oktober, merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu berupa momentum “Sumpah Pemuda” yang pada tahun 1928 itu menjadi tonggak bagi terbentuknya semangat kesatuan dan persatuan bangsa. Para tokoh pemuda setiap daerah menyingkirkan berbagai bentuk fanatisme kedaerahan, untuk mecapai tujuan yang lebih besar guna meraih kemerdekaan dan berdirinya sebuah negara besar di bumi nusantara. Mereka menyatukan diri dengan janji melalui kalimat yang menggetarkan dunia; dengan rumusan bertanah air, berbangsa dan berbahasa yang satu, yaitu: Indonesia. Dan atas berkah dan rahmat Allah SWT, maka tujuh belas (17) tahun kemudian negeri ini merdeka.
Sebelum detik-detik proklamasi terjadi; tercatat dalam sejarah adanya kiprah para pemuda bagaimana melakukan manuver agar proklamasi kemerdekaan dapat segera dilakukan. Melalui drama penculikan atas Bung Karno dan Bung Hatta yang dikenal dengan “Peristiwa Rengasdengklok” pada tanggal 16 Agustus 1945, mereka mendesak untuk segera melaksanakan proklamasi. Maka pada Hari Jumat, 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi, berkumandanglah proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia.
Demikian pula masa pasca kemerdekaan, peran pemuda mejadi unsur penggerak dan pembaharuann mental bangsa. Tahun 1966 lahir gerakan KAMI/ KAPPI yang mendesak pemerintah dengan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura), yaitu: 1) Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, 2) Perombakan kabinet Dwikora dan 3) Turunkan harga pangan.
Selanjutnya di masa reformasi tahun 1998 juga didominasi kiprah para pemuda dan mahasiswa, yang menandai berakhirnya kekuasan Presiden Soeharto selama 32 tahun.
Masa muda hakikatnya adalah tahapan dimana para generasi penerus akan menjadi harapan bangsa di masa depan. Di tangannya tergantung nasib bangsa. Syeikh Musthofa Al-Ghoyalani berkata :
إِنَّ فِيْ يَدِ الشُّبَّانِ أَمْرَ الْأُمَّةِ وَفِيْ أَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا
“Sesungguhnya di tangan pemudalah terdapat urusan umat, dan di kaki mereka pulalah terdapat kehidupan umat”.
Hal ini menunjukkan bahwa baik tidaknya suatu masyarakat, bangsa dan negara tergantung para pemudanya. Jika pemudanya baik, negarapun akan baik; sebaliknya jika pemudanya rusak atau hancur, maka negarapun akan menjadi hancur.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Sahabat Ibnu Abbas r.a. berkata:
مَا بَعَثَ اللهُ نَبِياً إِلَّا شَابّاً ، وَلاَ أُوْتِيَ اْلعِلْمَ عَالِمٌ إِلاَّ وَهُوَ شَابٌّ
”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun kecuali dia adalah seorang pemuda. Dan tidaklah seorang ulama diberi karunia ilmu kecuali dia adalah seorang pemuda.” [Riwayat Ibnu Abi Hatim)
Sejarah sudah membuktikannya. Para Nabi yang diutus mengajarkan risalah iman tauhid ketika masih muda, mulai dari Nabi Ibrahim a.s menghadapi raja Namrudz yang mengklaim sebagai tuhan; Musa a.s. menghadapi Fir’aun.
Pemuda dalam sepanjang sejarah memiliki peran besar, dan menjadi “agen perubahan”. Para sahabat Nabi Muhammad saw banyak dari kalangan pemuda. Duta Islam pertama untuk berdakwah ke kota Madinah adalah seorang pemuda, yaitu Mush’ab bin Umair. Pembela yang setia dan menggantikan posisi di tempat tidur Nabi saw saat hijrah adalah pemuda, yaitu Ali bin Abi Thalib. Panglima perang yang ditunjuk Rasulullah SAW untu menyerang Byzantium adalah seorang pemuda berumur 18 tahun, Usamah bin Zaid, dan berhasil memenangkannya. Dan pembebas Konstantinopel dalam perang melawan Kekaisaran Romawi adalah seorang pemuda, yaitu Muhammad al Fatih yang berusia 20 tahun.
Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengabadikan sosok pemuda sebagai “agen perubahan” dan “kebangkitan umat”. Allah Swt berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
”Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi: 13).Mereka adalah sekelompok anak muda berjumlah tujuh orang yang memiliki integritas moral kepribadian dan iman, yang berjuang melawan kemungkaran dan berbagai ketimpangan sosial. Mereka dikenal sebagai Ashabul Kahfi (penghuni gua).
Apabila kita ingin melihat masa depan sebuah bangsa, maka perhatikanlah bagaimana keadaan para pemuda pada hari ini. Sebagaimana pepatah bijak mengatakan:
شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ
“Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Setelah bekal iman, maka aspek lain yang harus dimiliki oleh pemuda adalah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Imam Syafi’i, pernah berkata dalam sya’irnya
حَيَاةُ الْفَتَى وَاللهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى ۞ إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لاَ إِعْتِبَارَ لِذَاتِهِ
“Demi Allah, kehidupan seorang pemuda sebab ilmu dan takwa. Apabila keduanya tidak ada, maka esensi dirinya dianggap tidak ada nilainya”.
Diantara faktor yang sangat berharga bagi pemuda adalah waktu, yang dengannya seseorang akan memperoleh ilmu, pengalaman hidup dan kejayaan. Waktu kosong bila tidak digunakan untuk mencari salah satu dari ketiganya, maka hanya akan menjadi peluang bagi setan menjerumuskan dengan berbuat dosa dan kesesatan.
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
وَالنَّفْسُ إِنْ لَمْ تُشْغِلْهَا بِالْحَقِّ شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
“Demi jiwa manusia, jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka ia akan menyibukkanmu dengan kebatilan.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Kita sekarang hidup di alam kemerdekaan. Tetapi bukan berarti tidak ada tantangan dan sepi dari perjuangan. Justru di zaman ini tantangannya sangat besar. Kita tidak secara langsung menghadapi musuh nyata dalam bentuk fisik, tetapi dimensi lain yang bisa mengancam eksistensi pemuda dan berimplikasi pada masa depan bangsa dan negara.
Tantangan yang tampak dan jelas terhadap kehidupan ini khususnya kepada generasi muda saat ini adalah;
Pertama, Fenomena pergaulan remaja yang jauh dari tuntunan syariat agama. Para remaja berperilaku pacaran sejak SMP-SMA; sisi lain mereka suka keluyuran malam di lingkungan “dugem”. Parahnya, hal yang salah kaprah ini sudah dianggap sebagai perkara yang lumrah. Belum lagi yang sampai terjerumus pada perilaku terlarang lain yang lebih miris, yaitu seks pranikah dan terjurumus narkoba.
Sementara ada sebagian pemuda yang rajin ke masjid atau menuju majelis ta’lim justru dikatakan “sok alim”, munafik, ada maunya, caper, pansos dan lain sebagainya.
Kedua, Gaya hidup dan dunia hiburan (entertainment). Banyak anak muda meniru cara berpakaian yang aneh, nyentrik dan dianggap trendy, padahal tidak sesuai syariat agama. Mereka menjadi generasi “pembeo” (ikut-ikutan), dan ingin seperti orang lain, suka narsis biar dianggap gaul, dan tidak mati gaya.
Berbagai jenis hiburan semakin menjamur, dari dunia game online sampai pertunjukan hiburan dari dunia seni. Ada catatan laporan survey bahwa hampir 90% tayangan yang ada kurang mendidik dalam membentuk generasi yang berkarakter. Dapat kita lihat sekilas di kanan kiri lingkungan kita, bahwa anak-anak kecil lebih hafal dengan lagu-lagu orang dewasa, cara bicara dan meniru perilaku orang dewasa sebelum waktunya, mereka lebih hafal nama para artis dan alur cerita sinetron daripada tokoh pejuang agama Islam, ajaran agama dan ayat Al-Qur’an atau Hadits.
Ketiga, Kemajuan teknologi informasi. Teknologi menjadi alat bagi manusia untuk memudahkan berbagai kebutuhan hidupnya. Teknologi sebagai alat bisa berfungsi ganda, bisa dipakai untuk kebaikan tetapi juga keburukan, sebagaimana kata pepatah “the man behind the gun”. Artinya, baik buruknya kegunaan alat tergantung dari niat dan tujuan pemakainya. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam tindak penyimpangan dan kejahatan; tetapi di tangan orang yang beriman dapat digunakan sebagai media dakwah, bisnis dan berbagi ilmu agama dan tentunya sesuatu yang bermanfaat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Demikian banyak tantangan yang harus dihadapi generasi muda! Maka para pemuda harus memiliki dua syarat tadi : takwa dan ilmu. Peran pemuda yang sangat besar akan mampu tertunaikan. Posisinya bisa dikatakan sebagai ‘penyelamat’ masa depan bangsa. Pemuda adalah pahlawan, penolong dan pelopor yang dinantikan seluruh orangtua.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Nabi Isa as saat memanggil para sahabatnya yang disebut pemuda Hawariyun yang setia untuk menjadi tim penyelamat agama tauhid.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونوا أَنصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ فَآَمَنَت طَّائِفَةٌ مِّن بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَت طَّائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ ﴿١٤﴾
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (Qs. As Shaf: 14)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Melalui mimbar khutbah ini, saya selaku khatib memanggil dan bertanya: Siapa diantara pemuda disini yang akan siap tampil sebagai pemimpin, penolong dan penyelamat masa depan negeri ini? Adakah yang siap dan berani menerima tantangan ini?
Demikian khutbah siang ini semoga bermanfaat. Amiin.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.