Pandemi masih belum berakhir sampai hari ini.
Keterpurukan masih saja berlangsung. Pasien corona terus saja naik dan banyak dari mereka yang berguguran, tidak hanya pasien, tetapi juga tenaga medis yang menangani mereka.
Berbagai upaya dilakukan untuk menekan laju penularan. Mulai dari pemberlakukan protokol kesehatan di berbagai tempat dan kegiatan, pengetesan, pengadaan vaksin, hingga pemberlakukan pembatasan sosial.
Tentu, wabah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga ekonomi. Banyak saudara-saudara kita, para keluarga dhuafa yang lemah ekonominya, kini bertambah lemah.
Tidak sedikit dari mereka yang beralih pekerjaan karena pemutusan hubungan kerja atau memang kondisi yang memaksa untuk berhenti.
Pemasukan berkurang dan kebutuhan hidup pun semakin sulit untuk dipenuhi. Padahal, ada tanggungan keluarga, anak dan istri yang harus dihidupi.
Ada di antara saudara-saudara kita yang mengatakan langsung bahwa mereka sedang membutuhkan.
Namun, tidak sedikit pula ada di antara mereka yang diam, meskipun sebenarnya sangat membutuhkan. Diamnya karena ‘iffah (malu) dan menjaga muru’ah (martabat).
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ
“Orang yang tidak tahu menyangka mereka (orang-orang fakir) itu adalah orang-orang yang berkecukupan karena mereka ta’affuf (menahan diri dari meminta-minta kepada manusia).” (Al-Baqarah: 273)
Sahabat, kita bisa menolong dan membantu mereka dengan sedekah terbaik untuk meringankan beban mereka.
InsyaaAllah, LAZNAS Dewan Da’wah dan Sosdak Mulia akan mengadakan sedekah pangan untuk para keluarga dhuafa yang terdampak pandemi ini.
Yuk, kita bersama-sama, bahu-membahu, untuk saling menguatkan dan bangkit dari krisis pandemi di negeri kita ini.
#LaznasDewanDakwah
#SosdakMulia
#DariKitaKePenjuruNusantara
#indonesiabangkit #kitabangkit
#iman-aman-imun #imanamanimun #covid19
#pandemi
#indonesiasehat