BahagianyaMerayakanDampak – Bahagianya Menjadi Amil

Belum pernah terbenak sama sekali menjadi Amil, awal perjalanan menginjakkan kaki ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah sekaligus bekerja paruh waktu menjadi Guru, menjadi Gurupun bukan sebuah cita-cita, sampai suatu ketika ditawari untuk mengelola sebuah lembaga Zakat, tentunya sebuah tantangan, karena masih belum banyak tau tentang bagaimana menyalurkan zakat dan mengelola zakat, selain itu harus meninggalkan gelar sebagai guru, apakah memilih untuk tetap menjadi guru dengan sertifikasinya yang sudah jelas dari atau menjadi amil.

Sayapun memutuskan menjadi amil dengan mantap, awal perjalanan menjadi amil tentunya tidak mudah dengan berbagai problematika yang terjadi dilapangan dari penghimpunan sampai penyaluran, semua butuh perjuangan.

Hal yang bahagia menajdi seorang amil adalah ketika kita bisa membantu dengan tepat sasaran, dan penerima manfaat sangat membutuhkan, saya yakin disana banyak masyarakat yang kurang mampu tetapi tetap berusaha mencari rizki tanpa harus meminta-minta.

Sebagai seorang amil hal yang tidak pernah terlupakan memberikan dampak adalah ketika melaksanakan program Hapus Tatto, suatu hari ada yang menghubungi lewat whatsapp ingin menghapus tatto yang ada di wajah, ternyata beliau seorang ibu muda putrinya yang masih umur TK, dulunya pernah hidup dijalanan, setelah menikah ingin berhijrah dan ingin menghapus tatto yang ada di wajah, beliau menyampaikan tidak ada dana untuk memberikan infaq terbaik, kamipun dengan senang hati untuk mempersilahkan datang ke kantor, Alhamdulillah singkat cerita setelah beberapa kali hapus di kantor beliau merupakan keluarga kecil baru datang dari Bandung datang ke Jogja untuk bantu jualan Bubur Ayam pamannya.

Beliau menyampaikan ada keinginan bisa berjualan sendiri dengan suami tetapi tidak ada dana, akhirnya kami sepakat untuk membantu memberikan modal membuka warung bubur ayam sendiri.

Alhamdulillah suatu kebahagiaan bagi mereka diberikan modal untuk bisa berjualan bubur, dan sudah berjalan beberapa hari, sampai suatu ketika di pagi hari ada panggilan berkali dari suami beliau yang tidak sempat saya angkat, biasanya jika tidur berdampingan dengan HP tetapi tadi malam jauh dari HP, ketika saya telpon dan membuah whatsapp ada video yang sangat menyayat hati, suaminya dalam perjalan pulang ke bandung dengan suara sirine mobil jenazah dan di sampingnya adalah istrinya yang sudah terbujur kaku, bersama putri kecilnya yang masih tidur disamping jenazah ibunya.

Ternyata malam itu beliau kebingungan mencari mobil untuk mengantar istrinya (pasien hapus tatto kami) karena asam lambung, sedangkan uang tinggal 20ribu dan kebingungan untuk mengantar ke rumah sakit.

Penyesalan yang sampai saat ini belum bisa hilang, menjadi amil bukanlah hal yang mudah tentunya, diatas adalah hanya salah satu cerita dari banyak cerita sedih tentunya di rasakan oleh banyak amil yang lain, dari cerita-cerita itu tentunya kita bisa belajar pengalaman hidup dari banyak penerima manfaat yang kita bantu, menjadikan kita banyak bersyukur dan semakin tau ternyata setiap manusia
Sudah ada cobaannya sendiri sesuai kemampuannya masing-masing.

Kami sudah berusaha membantu bagaiman agar bantuan ini bisa berdampak kepada penerima manfaat yang tadinya hanya seorang mustahik supaya bisa menjadi seorang muzakki, manusia hanya berencana tapi Allah yang menentukan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*